Mahasiswa UMSurabaya dan Singapore Polytechnic Terapkan Bodystorming: Bangun Empati sebelum Terjun ke Komunitas Lansia

  • Home -
  • News -
  • Mahasiswa UMSurabaya dan Singapore Polytechnic Terapkan Bodystorming: Bangun Empati sebelum Terjun ke Komunitas Lansia
Gambar Berita Mahasiswa UMSurabaya dan Singapore Polytechnic Terapkan Bodystorming: Bangun Empati sebelum Terjun ke Komunitas Lansia
  • 12 Sep
  • 2025

Mahasiswa UMSurabaya dan Singapore Polutechnic sedang melakukan diskusi (Humas)

Mahasiswa UMSurabaya dan Singapore Polytechnic Terapkan Bodystorming: Bangun Empati sebelum Terjun ke Komunitas Lansia

TF Scale Learning Express menghadirkan pengalaman unik sekaligus bermakna bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) dan Singapore Polytechnic. Sebelum terjun langsung ke komunitas lansia, para peserta terlebih dahulu mengikuti sesi bodystorming challenge sebagai langkah awal membangun empati dan pemahaman mendalam terhadap isu-isu kesehatan lanjut usia.

Sesi ini diawali dengan pengenalan metode design thinking. Fasilitator menekankan bahwa tahap pertama, yaitu sense and sensibility, sangat krusial dalam merancang solusi. Mahasiswa diajak menganalisis data sekunder terkait problematika lansia, mulai dari penyakit degeneratif seperti parkinson hingga penurunan fungsi panca indera.

Untuk benar-benar merasakan pengalaman itu, mahasiswa melakukan bodystorming challenge—sebuah simulasi menjadi lansia. Mereka merasakan bagaimana kesulitan bergerak, keterbatasan penglihatan dan pendengaran, hingga tantangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

“Melalui simulasi ini, mahasiswa bisa memahami bahwa inovasi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal empati dan kepedulian,” ujar salah satu fasilitator.

Teknik ini sangat bagus sebagai langkah awal kita membangun sense pada kondisi lansia, seru dan challenging" Ujar Kevin salah satu mahasiswa UM Surabaya yang simulasi kendala dengar.

Pembelajaran tersebut berlangsung seru dan penuh kesan. Selain memberikan gambaran nyata tentang kondisi lansia, metode ini juga mengasah critical thinking, memicu diskusi lintas budaya, dan menumbuhkan kreativitas dalam merancang solusi yang kontekstual dan humanis.

Agenda ini menjadi fondasi penting sebelum mahasiswa melakukan observasi lapangan dan berinteraksi langsung dengan komunitas lansia pada sesi berikutnya.