Ribuan Mahasiswa Baru UMSurabaya Usai Melakukan Selebrasi Layang-Layang sebagai Simbol Kebebasan (Humas)
Ribuan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) menggelar aksi simbolik dengan mengangkat ribuan layang-layang berwarna-warni dalam pembukaan Mastama, Ordik, Expo UKM (MOX) 2025) pada Rabu (17/9/25)
Kegiatan bertema “Bebas Terbang Mengudara” ini tidak sekadar meriah, tetapi sarat makna: kebebasan, keberanian, persaudaraan, dan harapan untuk mewujudkan generasi emas 2045 dan Indonesia lebih baik.
Rektor UMSurabaya Mundakir menegaskan bahwa layang-layang adalah metafora yang tepat untuk perjalanan mahasiswa. Kata Mundakir di tengah isu pemberitaan yang terjadi di Indonesia mulai dari isu politik, sosial, budaya dll . Ribuan Gen-Z khususnya mahasiswa baru UMSurabaya menyampaikan aspirasi dengan cara yang berbeda yakni melalui media layang-layang sebagai simbol kebebasan dan keberanian.
Mundakir menegaskan, ekspresi mahasiswa melalui layang-layang adalah wujud nyata bahwa kampus tidak hanya menjadi tempat belajar akademik, tetapi juga ruang untuk menyuarakan aspirasi.
“Apa yang ditulis mahasiswa di layang-layang hari ini adalah suara hati generasi muda. Kita semua harus mendengarnya. Gen-Z bukan generasi penonton, mereka adalah generasi pelaku perubahan,” tegasnya.
Kata Mundakir, ribuan aspirasi Gen-Z tertuang dalam bentuk kritik sosial, doa personal, hingga cita-cita untuk bangsa, seperti: “ Lapangan Kerja untuk Gen-Z bukan Omon-Omon Semata, Berantas Korupsi, Penuhi 17+8 Tuntutan Rakyat, tingkatkan Kesejahteraan Guru, Stop Perundungan dan Kekerasan Seksual, “Semoga Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Suara Rakyat adalah Suara Tuhan, Kuatkan KPK untuk Indonesia Lebih Baik, Jaga Hutan Kita hingga ribuan pesan-pesan yang lain.
Mundakir, menjelaskan secara filosofi layang-layang bukan hanya permainan tradisional, tetapi simbol kebahagiaan, persaudaraan, dan terutama kebebasan. Saat dilepaskan, ia menari bebas di udara, seakan melawan gravitasi. Inilah simbol keberanian untuk terbang tinggi, melampaui batas, tanpa kehilangan akar yang menjaga arah.
“Jika dikaitkan dengan mahasiswa baru, layang-layang menjadi gambaran yang tepat. Mahasiswa adalah generasi yang sedang belajar terbang: penuh ide, semangat, dan cita-cita untuk melampaui batas zamannya. Kampus adalah angin yang memberi dorongan, sementara ilmu dan nilai adalah benang yang menjaga arah,”tegasnya.
Sementara itu, tahun ini, UMSurabaya menerima 4.018 mahasiswa baru dari berbagai jalur, mulai dari reguler, RPL, PPG, profesi, kelas karyawan, hingga Ma’had non integrasi. Dari jumlah tersebut, 2.818 mahasiswa hadir secara langsung dalam aksi simbolik menerbangkan layang-layang dan akan dilanjutkan dengan serentetan agenda MOX higga 21 September mendatang.
(0) Comments