Dosen Teknik UM Surabaya Soroti Faktor Keselamatan di Balik Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

  • Home -
  • Article -
  • Dosen Teknik UM Surabaya Soroti Faktor Keselamatan di Balik Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Gambar Artikel Dosen  Teknik UM Surabaya Soroti Faktor Keselamatan di Balik Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
  • 24 Jul
  • 2025

Istimewa

Dosen Teknik UM Surabaya Soroti Faktor Keselamatan di Balik Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

Musibah tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali kembali menggugah perhatian publik terhadap aspek keselamatan transportasi laut di Indonesia. 

Dosen Teknik Perkapalan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Dian Prasetyawati, menyampaikan pandangannya terkait insiden tersebut yang disebutnya sebagai "tragedi berulang" di perairan Selat Bali.

"Ini bukan kejadian pertama. Dalam beberapa tahun terakhir, kecelakaan laut di wilayah Selat Bali terus terjadi. Ini seharusnya menjadi alarm bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mengevaluasi ulang standar keselamatan kapal penumpang," ungkap Dian Kamis (24/7/25)

Dari sejumlah video amatir yang beredar dan diduga diambil sesaat sebelum kapal tenggelam, Dian mencatat adanya beberapa indikator awal yang mengarah pada potensi kegagalan sistem. Salah satunya adalah masuknya air ke geladak kapal akibat tingginya gelombang. 

“Kondisi ini sangat mungkin mengarah pada risiko blackout, terutama jika air mencapai ruang mesin dan mengganggu sistem kelistrikan,”imbuhnya. 

Selain itu, Dian juga menyoroti pergerakan ekstrim kendaraan di atas kapal yang kemungkinan besar disebabkan oleh proses lashing (pengikatan muatan) yang tidak sempurna. 

"Saat kapal bergoyang karena gelombang, muatan yang tidak terikat dengan baik bisa bertumpu pada satu sisi dan berpotensi mengganggu keseimbangan kapal secara keseluruhan," jelasnya.

Lebih lanjut, Dian menegaskan bahwa ada tiga faktor utama yang selalu menjadi sorotan dalam setiap insiden kecelakaan kapal laut di Indonesia:

Pertama, faktor keselamatan, termasuk kelengkapan peralatan, minimnya pemahaman prosedur evakuasi oleh penumpang, hingga absennya simulasi tanggap darurat.

Kedua, kelebihan muatan, yang seringkali menjadi penyebab utama kegagalan stabilitas kapal.

Ketiga, ketidaksesuaian manifes penumpang, yang kerap kali menciptakan ketidaksesuaian jumlah evakuasi dengan jumlah penumpang sesungguhnya.

"Ketiga isu tersebut bermuara pada satu hal, yakni ketaatan terhadap regulasi. Semua operator dan pengelola jasa angkutan penyeberangan harus menjadikan keselamatan sebagai prioritas utama, bukan sekadar formalitas," tegasnya.

Hingga saat ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan investigasi terkait penyebab pasti tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Dian berharap hasil investigasi ini dapat menjadi pembelajaran konkret agar tragedi serupa tidak kembali terulang.