Goreng Tahu Pakai Bahan Bakar Sampah Plastik di Sidoarjo, Pakar UM Surabaya Ungkap Bahayanya bagi Lingkungan dan Kesehatan

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Goreng Tahu Pakai Bahan Bakar Sampah Plastik di Sidoarjo, Pakar UM Surabaya Ungkap Bahayanya bagi Lingkungan dan Kesehatan
Gambar Artikel Goreng Tahu Pakai Bahan Bakar Sampah Plastik di Sidoarjo, Pakar UM Surabaya Ungkap Bahayanya bagi Lingkungan dan Kesehatan
  • 23 Mei
  • 2025

Istimewa

Goreng Tahu Pakai Bahan Bakar Sampah Plastik di Sidoarjo, Pakar UM Surabaya Ungkap Bahayanya bagi Lingkungan dan Kesehatan

Vella Rohmayani Dosen Teknologi Laboratorium Medis (TLM) UM Surabaya menyebut, proses produksi pengolahan tahu menggunakan bahan bakar sampah plastik memiliki dampak buruk bagi lingkungan maupun bagi kesehatan manusia. 

Menurut penjelasannya, proses pembakaran sampah plastik akan menghasilkan zat-zat yang berbahaya seperti dioksin, furan,  partikel mikro plastik dan juga zat kimia berbahaya lainnya.

“Sehingga jika proses produksi ini menggunakan bahan bakar dari sampah plastik akan menyebabkan beberapa dampak, baik itu dampak yang bisa dirasakan secara langsung maupun tidak langsung,”ujar Vella Jumat (23/5/25)

Dampak secara langsung seperti terjadinya gangguan pada sistem pernafasan yang diakibatkan oleh  terjadinya pencemaran udara akibat asap pembakaran limbah plastik. 

Namun ternyata proses pembakaran sampah plastik ini, bukan hanya menyebabkan terjadinya pencemaran pada udara tetapi juga bisa menyebabkan terjadinya proses pencemaran pada tanah. 

Kata Vella, partikel-partikel dari pembakaran itu bisa mengendap dan membentuk sedimentasi di tanah kemudian juga bisa mencemari air. Hal inilah yang kemudian menjadi efek jangka panjang menurutnya, zat kimia yg dihasilkan dari pembakaran sampah plastik akan berperan menjadi bioakumulasi dan akan masuk ke sistem rantai makanan. 

Ketika hewan  tidak sengaja mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya tersebut, maka akan masuk ke dalam tubuh dan akan menghasilkan daging maupun telur yang mengandung banyak zat berbahaya.

 “Sehingga jika kita mengkonsumsi hewan ternak yang  terpapar  maka akan menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan,”imbuhnya. 

Lebih lanjut, kata Vella adapun masalah kesehatan yang dapat tejadi, seperti gangguan pada sistem reproduksi, sistem saraf, gangguan hormonal dan bahaya karsinogenik. 

“Proses pengolahan tahu ini memang sebaiknya dilakukan dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan seperti menggunakan kulit kelapa kemudian menggunakan kayu atau bahan ramah lingkungan lainnya,”tegasnya. 

Untuk tahunya sendiri apakah ini juga berbahaya jika dikonsumsi? 

“Tentunya berbahaya, jika kita lihat proses produksi tahu di video yang viral itu, sangat mungkin saat proses pengolahan maupun saat tahu tersebut sudah matang, asap dan partikel-partikelnya jatuh dan mengenai tahu, sehingga sangat mungkin tahunya mengandung zat-zat berbahaya dan sangat berisiko jika dikonsumsi oleh manusia,”ungkapnya. 

Untuk penampakan tahunya sendiri memang kita tidak bisa membedakan, karena zat kimia maupun mikroplastik memiliki ukuran yang sangat kecil. 

Oleh sebab itu seharusnya pemerintah bisa lebih tegas dalam menangani kasus proses produksi tahu yang ternyata menyebabkan masalah yang kompleks dan merugikan banyak pihak  seperti peternak di sekitar dan, masyarakat yang tinggal dekat lokasi. 

“Masalah ini harus cepat ditangani. Perlu dilakukan edukasi ke masyarakat karena memang masyarakat ini juga kurang paham, ternyata dampaknya sangat besar bagi lingkungan maupun kesehatan,”pungkasnya.