Anak Malas Sekolah Setelah Libur Panjang? Ini Tips dari Dosen PGSD UM Surabaya untuk Orang Tua dan Guru

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Anak Malas Sekolah Setelah Libur Panjang? Ini Tips dari Dosen PGSD UM Surabaya untuk Orang Tua dan Guru
Gambar Artikel Anak Malas Sekolah Setelah Libur Panjang? Ini Tips dari Dosen PGSD UM Surabaya untuk Orang Tua dan Guru
  • 13 Jul
  • 2025

Istimewa

Anak Malas Sekolah Setelah Libur Panjang? Ini Tips dari Dosen PGSD UM Surabaya untuk Orang Tua dan Guru

Libur sekolah selama satu bulan telah usai. Saatnya siswa kembali ke bangku pendidikan, memulai tahun ajaran baru yang penuh tantangan dan harapan. Namun, tidak sedikit orang tua dan guru yang mengeluhkan anak-anak menjadi malas, enggan kembali bersekolah setelah masa liburan panjang. Mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana solusinya?

Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Elmi Tri Yuliandari, menjelaskan bahwa masa transisi dari liburan ke rutinitas sekolah memang kerap menjadi tantangan, baik bagi anak, orang tua, maupun guru. Ia mengaitkan fenomena ini dengan teori motivasi belajar dari Hamzah B. Uno yang membagi motivasi menjadi dua: intrinsik dan ekstrinsik.

“Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri anak, seperti keinginan untuk berhasil, kebutuhan belajar, dan cita-cita masa depan. Sementara motivasi ekstrinsik datang dari luar, seperti dukungan orang tua, penghargaan, atau lingkungan belajar yang menyenangkan,” jelas Elmy.

Karena itu, baik orang tua maupun guru memiliki peran kunci dalam membangkitkan motivasi belajar anak, terutama setelah liburan panjang. Berikut beberapa tips praktis dari Elmi bagi orang tua dan guru:

Untuk orang tua pertama yang harus dilakuakn adalah mengembalikan rutinitas secara bertahap. Mulailah mengatur ulang pola tidur, makan, dan aktivitas anak beberapa hari sebelum sekolah dimulai agar anak tidak ‘kaget’ saat hari pertama tiba.

Kedua, libatkan anak dalam persiapan sekolah. Ajak anak menyiapkan perlengkapan sekolah seperti menyampul buku, menulis nama, menyusun jadwal, dan merapikan seragam. Kegiatan ini bisa membangkitkan antusiasme mereka.

Ketiga, beri dukungan emosionalTunjukkan bahwa orang tua hadir dan peduli melalui pelukan, ucapan semangat, atau pesan kecil di kotak bekal mereka.

Selanjutnya untuk guru hal yang harus dilakukan adalah, ciptakan suasana kelas yang ramah dan menyenangkan. Hari pertama bisa diisi dengan perkenalan yang santai, permainan ringan, atau berbagi cerita liburan agar siswa merasa nyaman.

Kedua, berikan waktu adaptasi. Hindari langsung memberikan beban pelajaran yang berat. Mulailah dengan review ringan dan beri waktu siswa menyesuaikan diri.

Ketiga, bangun suasana positif di kelas. Guru bisa menghias kelas, memasang ucapan selamat datang, atau memutar musik ceria untuk mencairkan suasana emosional.

Terakhir, libatkan orang tua secara aktif.  Guru sebaiknya memberi informasi kepada orang tua tentang proses adaptasi anak dan mendorong sinergi antara sekolah dan rumah.

“Dengan dukungan yang tepat, anak-anak bisa kembali ke sekolah dengan penuh semangat, percaya diri, dan suasana hati yang positif,” pungkas Elmi.