Istimewa
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 15 dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) memperkenalkan teknologi tepat guna untuk mengatasi masalah sampah organik kepada warga Dusun Bulu, Desa Sawo. Melalui pelatihan yang digelar di balai dusun pada Selasa (29/7/2025), warga diajarkan cara mengolah limbah dapur menjadi pupuk kompos bernilai tinggi dengan bantuan maggot dan air leri (air cucian beras).
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga, sekaligus mendukung praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Dalam pemaparannya, para mahasiswa menjelaskan bahwa sampah organik seperti sisa sayuran, kulit buah, dan nasi basi tidak seharusnya berakhir di tempat sampah. Dengan teknik komposting yang tepat, limbah tersebut dapat diubah menjadi pupuk kaya nutrisi.
Fokus utama pelatihan adalah penggunaan komposter yang dipercepat prosesnya oleh maggot (larva lalat Black Soldier Fly/BSF) sebagai agen pengurai alami.
"Maggot sangat efektif dalam mengurai sampah organik. Ditambah dengan air leri sebagai nutrisi tambahan, proses pembuatan kompos menjadi lebih cepat dan hasilnya lebih berkualitas," jelas salah seorang mahasiswa KKN.
Pelatihan tidak hanya sebatas teori. Warga yang hadir, termasuk perwakilan kelompok tani setempat, menunjukkan antusiasme tinggi saat sesi tanya jawab. Berbagai pertanyaan praktis, mulai dari cara memelihara maggot hingga tips agar kompos tidak berbau, diajukan kepada para mahasiswa.
Puncak acara adalah sesi praktik langsung, di mana warga diajak untuk membuat komposter sederhana. Dengan bimbingan mahasiswa, para peserta mempraktikkan setiap langkah, menciptakan suasana belajar yang interaktif dan efektif.
Inisiatif mahasiswa ini mendapat sambutan positif yang luar biasa. Sebagai bentuk komitmen, Kelompok Tani Dusun Bulu menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti program ini dengan menyediakan lahan khusus sebagai pusat pengolahan kompos desa.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi cikal bakal gerakan pertanian organik yang lebih masif di Desa Sawo, sekaligus mengurangi volume sampah yang dibuang ke lingkungan. Mahasiswa KKN berharap, pengetahuan sederhana namun bermanfaat ini dapat diterapkan secara berkelanjutan, mewujudkan desa yang lebih bersih, sehat, dan produktif.
(0) Komentar