Ramai Bayi di Gresik Meninggal Usai Dengar Petasan, Ini Kata Dosen FK UM Surabaya

  • Beranda -
  • Berita -
  • Ramai Bayi di Gresik Meninggal Usai Dengar Petasan, Ini Kata Dosen FK UM Surabaya
Gambar Berita Ramai Bayi di Gresik Meninggal Usai Dengar Petasan, Ini Kata Dosen FK UM Surabaya
  • 29 Apr
  • 2023

Ilustrasi gambar (I-Stockphoto)

Ramai Bayi di Gresik Meninggal Usai Dengar Petasan, Ini Kata Dosen FK UM Surabaya

edakan memiliki ambang batas yang sangat berbahaya pada organ pendengaran khususya pada organ-organ vital seperti otak, jantung, paru dan lainnya.

“Pada suara petasan memiliki frekuensi 150-175 desibel sedangkan pada manusia ada di batas 30-90 desibel,”ujar Gina Sabtu (29/4/23)

Gina menyebut tekanan yang terlalu besar melampaui batas dapat merusak dengan mensensitisasi batang otak yang juga memiliki banyak fungsi seperti pusat pernapasan, pendengaran, dan pengaturan suhu.

“Sehingga selain pendengaran yang terganggu, tekanan yang besar yang dihasilkan dari suara petasan dapat menjadi faktor pencetus apabila bayi memiliki kelainan sejak lahir misal penyakit jantung bawaan, kejang saat bayi dan lainnya.

“Jadi, penyebab dari pecah pembuluh bukan menjadi faktor penyebab utama dan harus dilihat faktor-faktor pendukung lainnya dari bayi,”imbuh Gina lagi.

Ia menjelaskan, suara keras dari petasan belum tentu menjadi penyebabnya, namun bisa menjadi pemicu awal terjadinya kondisi tersebut.

Gina juga mengungkapkan, pada bayi masih terdapat reflek moro atau refleks kaget yang bisa muncul saat suara keras terjadi. Ia menyebut, bayi berusia di bawah 60 hari rentan mengalami cedera kepala.

Terakhir, Gina menghimbau agar para orang tua lebih aware terkait permainan yang digunakan anak-anak saat bermain, hal ini bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti pada kasus ini.