Kisah Dosen UM Surabaya, Anak Penjual Sayur yang Raih Beasiswa Luar Negeri

  • Beranda -
  • Berita -
  • Kisah Dosen UM Surabaya, Anak Penjual Sayur yang Raih Beasiswa Luar Negeri
Gambar Berita Kisah Dosen UM Surabaya, Anak Penjual Sayur yang Raih Beasiswa Luar Negeri
  • 26 Jun
  • 2023

Foto Jepri Ali Saipul Wisuda National Sun Yat-Sen University Taiwan (Humas)

Kisah Dosen UM Surabaya, Anak Penjual Sayur yang Raih Beasiswa Luar Negeri

Jepri Ali Saipul merupakan Dosen Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) yang saat ini baru saja menyelesaikan studi S3 doktor College of Social Sciences, National Sun Yat-Sen University Taiwan. Jepri mengambil Prodi International Graduate Program of Education and Human Development (IGPEHD). Pada tahun 2020 Jepri berhasil mendapatkan beasiswa secara penuh dari Kementrian Pendidikan Taiwan untuk berkuliah selama 4 tahun. Namun hebatnya, Jepri berhasil lulus lebih cepat yakni 3 tahun dengan IPK sempurna 4.0.

Rupanya, dibalik kesuksesannya yang diraih hari ini, Jepri memiliki perjalanan hidup yang tidak mudah. Menurutnya ada banyak masa sulit yang ia lewati. Jepri mengaku sejak kecil ibunya hanya penjual sayur keliling dengan penghasilan 20.000-30.000 yang kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara ayahnya bekerja sebagai pembantu di toko di Surabaya. Jepri mengaku saat masih duduk di bangku SD ia bukan anak yang juara di kelas. Namun ia meyadari, bahwa ia memiliki keingintahuan yang tinggi untuk terus belajar dan mempelajari hal-hal baru.

Jepri mengaku saat ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) ia baru menemukan pola belajar baru, sehingga sejak saat itu ia selalu menjadi yang terbaik di kelasnya dan menjadi ranking 1.

“Pola belajarnya waktu itu setelah selesai membaca, saya coba buat pertanyaan yang ditulis dan saya jawab secara langsung, dan itu saya bawa saat aktivitas sehingga tidak mudah lupa. Dan itu saya terapkan hingga SMA sehingga saya konsisten menjadi juara kelas,”ujar Jepri Senin 26/6/23)

Jepri mengaku saat ia bersekolah di SMK PGRI 1 Jombang, Jepri tidak pernah membayar, pasalnya ia mendapatakan beasiswa BOS dan prestasi dari sekolah. Pada saat SMK itulah cita-citanya terbentuk. Jepri ingin menjadi pendidik bahasa inggris.  

Sarjana Pertama di Keluarga

Pria kelahiran Dusun Nglongko Desa Kebontemu Peterongan Jombang tersebut mengaku bahwa ia menjadi Sarjana pertama di keluarganya. Bapak Ibunya hanya lulus SD dan kedua kakaknya sekolah hingga SMA. Jepri mengaku saat ia akan masuk Perguruan Tinggi jalannya tidak langsung mudah. Sebagai orang yang tidak mampu dan ingin berkuliah ia hanya bermodalkan nekat. Di Surabaya Jepri dititipkan kepada Pakdhe atau yang menjadi saudara ibunya. Keinginan Jepri untuk mengenyam sekolah hingga Perguruan Tinggi membuat orang tuanya harus berusaha lebih keras.

“Waktu itu saya dua kali gagal ditolak kampus negeri, tidak pantang menyerah, akhirnya saya mendaftar Pendidikan Bahasa Inggris di UM Surabaya dan diterima. Pagi saya kuliah sampai siang, lanjut organisasi. Sore hingga malam saya ngajar les di LBB,”kenangnya lagi.

Dari penghasilan les tersebut ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan di Surabaya. Sementara gaji bapaknya digunakan untuk membayar kuliah. Tak hanya menjadi mahasiswa biasa saja. Saat kuliah di UM Surabaya pada tahun 2014 Jepri pernah terpilih menjadi salah satu dari 100 pemuda ASEAN yang mengikuti lokakarya Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) di Kuala Lumpur Malasya yang diselenggarakan Departemen Luar Negeri di bawah inisiatif Presiden Barack Obama.

Tak hanya itu, pada tahun 2013 ia juga terpilih menjadi salah satu dari 100 ASEAN Youth Eco Leaders yang diselenggarakan oleh National University of Malaysia yang dilaksanakan selama lima mingu.

Kuliah S2 dengan Beasiswa LPDP

Saat lulus dari UM Surabaya, Jepri langsung bekerja di UM Surabaya di bagian Kantor Urusan Internasional, hal tersebut lantaran kemahirannya dalam berbahasa inggris sehingga ia langsung diminta bekerja di kampus. Tak berhenti untuk terus belajar, pada tahun 2016 Jepri mendapatkan beasiswa dari LPDP di Universitas Negeri Yogyakarta. Jepri mengambil jurusan Linguistik Terapan, selain lulus tepat waktu, Jepri juga meriah IPK cumlaude yakni 3,95.

Setelah lulus studi S2, pada tahun 2018 Jepri kembali ke kampus dan menjadi Dosen di UM Surabaya. Kemudian pada tahun 2020 Jepri kembali melanjutkan studi doktor. Rupanya sebelum ia memilih National Sun Yat-Sen University Taiwan, Jepri juga telah diterima di beberapa  kampus luar negeri diantaranya: (1)University of Sydney Australia, (2) University of New South Wales, Australia, (3) University of Leeds, United Kingdom, (4) National Dong Hwa University, Taiwan (5) National Sun Yat-sen Univeristy, Taiwan.

“Saya memilih National Sun Yat-sen University Taiwan karena beasiswa yang diberikan secara penuh,”katanya.

Sebagai mahasiswa S3 yang lulus lebih cepat, Jepri juga telah publikasi 5 artikel jurnal terindeks Scopus Q1 dan SSCI, workshop, summer course, konferensi internasional di berbagai negara seperti di Faculty of Education, University of Cambridge, UK.

Be yourself, be progressive. Menjadi diri sendiri, yakni pribadi yang berprinsip dan mau terus belajar dan berkembang,”pungkasnya.