Dulu Penjual Bunga Keliling, Ini Cerita Sukses Kepala Sekolah SD Favorit di Surabaya

  • Beranda -
  • Berita -
  • Dulu Penjual Bunga Keliling, Ini Cerita Sukses Kepala Sekolah SD Favorit di Surabaya
Gambar Berita Dulu Penjual Bunga Keliling, Ini Cerita Sukses Kepala Sekolah SD Favorit di Surabaya
  • 04 Jul
  • 2023

Foto Edy Susanto Alumni UM Surabaya yang Kini Jadi Kepala Sekolah Mudipat (Humas)

Dulu Penjual Bunga Keliling, Ini Cerita Sukses Kepala Sekolah SD Favorit di Surabaya

Beberapa minggu lalu media sosial dihebohkan dengan viralnya rombongan anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang melangsungkan study tour ke Jepang. Rupanya mereka adalah peserta Istudex atau Internasional Student Exchange 2023 SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat). Selain dikenal dengan kualitas yang bagus, SD Mudipat juga dikenal dengan fasilitas yang serba ada dan menjadi salah satu Sekolah Dasar favorit di Surabaya.

Dibalik keberhasilan sekolah tersebut, ada nama Edy Susanto yang menjadi pioner dalam memimpin sekolah, bahkan ini adalah kedua kalinya Edy menjabat sebagai Kepala Sekolah Mudipat.

Dibalik keberhasilannya hari ini, rupanya jalan Edy tidak langsung mudah. Edy lahir di sebuah pelosok Desa Karangsemi Kabupaten Nganjuk Jawa Timur. Terlahir menjadi anak ke-4 dari 6 bersaudara membuatnya menjadi anak yang mandiri. Edy mengaku saat ia duduk di bangku SD dirinya sudah aktif menggembala kambing hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Saya mulai menggembala kambing sejak kelas 3 SD, waktu itu orang tua ingin melatih kemandirian, bahkan saat kemarau tiba saya harus mengembala ke luar desa,”kenang Edy Senin (3/7/23)

Edy baru mengenal Muhammadiyah saat ia duduk di bangku SMA, lantaran ia bersekolah di SMA Muhammadiyah 1 Nganjuk. Ia mengaku sebagai siswa ia aktif di kegiatan ekstrakuliker.

Kerja Serabutan 2 Tahun Sebelum Berkuliah

Edy mengaku untuk bisa bersekolah hingga perguruan tinggi, ia tidak bisa berharap lebih dari keluarganya, hal tersebut lantaran ibunya hanya seorang penjual nasi pecel dan ayahnya telah pensiun. Edy sempat berpikiran untuk merantau ke Jakarta namun tak diizinkan oleh ibunya, akhirnya ia memutuskan merantau ke Surabaya. Di Surabaya Edy menumpang di rumah saudara yang memiliki toko di daerah Wonokromo. Melihat aktivitas toko yang cukup padat, Edy memutuskan mencari pekerjaan yang lain.

“Akhirnya setelah itu saya kerja berjualan bunga, naik sepeda ontel dari pesanan satu ke pesanan yang lain, saya mengambil bunga di daerah Wadung Asri Tropodo,”kata Edy.

Tak hanya berjualan bunga, untuk bisa kuliah Edy juga kerja serabutan yang lain agar tabungannnya terpenuhi. Edy mengaku ia berjualan kain, berkat kain itulah tabungnnya terpenuhi dan bisa digunakan untuk mendaftar kuliah.

Kuliah di UM Surabaya Jurusan Bahasa Inggris

Sebelum diterima di UM Surabaya, Edy sempat ditolak oleh PTN yang ia daftari. Pada tahun 1990 Edy diterima di UM Surabaya jurusan bahasa inggris. Sembari menjadi mahasiswa Edy masih tetap melakukan aktivitas berjualan bunga. Edy juga bekerja memasang gip selama menjadi mahasiswa. Di tengah kesibukannya menjadi seorang mahasiswa yang bekerja , Edy tetap aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris. Sebelum lulus kuliah rupanya Edy telah bekerja di SMA 10 Nopember. Edy  lulus dari UM Surabaya pada tahun 1995.

Di SMA tersebut, karena ia dianggap sebagai sosok yang rajin, jam mengajarnya terus bertambah. Edy mengaku, ketika saat menjadi guru ia juga masih memberikan les privat pada sore hari sebagai tambahan. Tak hanya bekerja di satu tempat, Edy juga sempat mengajar di SMP Wachid Hasyim. Pada tahun 1999 Edy juga bekerja di LSM T2KP Proyek Pengentasan Kemiskinan di perkotaan sebagai fasilitator sampai pada tahun 2001.

Selanjutnya pada tahun 2003 Edy mendapat tawaran mengajar di SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya. Di Mudipat Edy mengajar bahasa inggris dengan gaji pertamanya 250 ribu. Di sekolah Edy aktif dengan kegiatan-kegiatan sekolah, pada tahun itu Mudipat belum memiliki ekstrakulikuler band, Edy berhasil menjadi orang pertama yang memprakarsai ekstra tersebut, karena ia memiliki kemampuan musik yang bagus Edy juga diminta untuk melatih. Pada tahun 2006 ia berhasil mendapatkan penghargaan sebagai pemecah rekor band termuda di tingkat Sekolah Dasar (SD).

Menjadi Kepala Sekolah dengan Banyak Penghargaan

Pada tahun 2010 Edy diangkat menjadi Wakil Kepala Sekolah. Kemudian pada tahun 2014-2018 ia menjadi Kepala Sekolah. Saat menjabat ia menghidupkan literasi sekolah, berkat itulah pada tahun 2018 ia mendapatkan penghargaan Juara 1 literasi terbaik di tingkat Kota Surabaya.

Pada tahun 2017 Edy juga mendapatkan penghargaan sebagai Kepala Sekolah terbaik se-Surabaya. Di tahun itu pula ia mendapatkan penghargaan lomba Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara individu yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Di tahun 2016 ia juga berhasil mendapatkan juara 2 lomba Budaya Mutu Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Dinas Pendidikan.

Di akhir keterangannya Edy mengatakan bahwa siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan.

“Satu yang selalu memotivasi, man jadda wajada. Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapat,”pungkas Edy.