Bekerjasama dengan Lazismu dan RSM Lamongan, Dokter Muda FK UM Surabaya Bantu Pemulihan ODGJ di Bulubrangsi Kecamatan Laren

  • Beranda -
  • Berita -
  • Bekerjasama dengan Lazismu dan RSM Lamongan, Dokter Muda FK UM Surabaya Bantu Pemulihan ODGJ di Bulubrangsi Kecamatan Laren
Gambar Berita Bekerjasama dengan Lazismu dan RSM Lamongan, Dokter Muda FK UM Surabaya Bantu Pemulihan ODGJ di Bulubrangsi Kecamatan Laren
  • 23 Mei
  • 2023

Foto Pos Pemeriksaan oleh Dokter Muda (Humas FK)

Bekerjasama dengan Lazismu dan RSM Lamongan, Dokter Muda FK UM Surabaya Bantu Pemulihan ODGJ di Bulubrangsi Kecamatan Laren

Dokter Muda FK UM Surabaya bersama LazisMu Lamongan dan Psikiater RS Muhammadiyah Lamongan turut andil dalam mengisi kegiatan Posyandu Jiwa bersama Puskesmas Laren, yang dilaksanakan di Balai Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, pada Jumat (19/5/23)

Posyandu yang aktif sejak Oktober 2016 ini dilaksanakan sebagai sarana para penyintas Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dalam pemulihan, pencegahan dan pengurangan risiko yang lebih tinggi yang terpantau secara rutin.

Melalui pemantauan progres kemampuan dalam keseharian, sosialisasi bermasyarakat dan kesehatan para penyintas ODGJ diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraannya dalam menjalani kehidupan sehingga tidak bergantung dengan orang lain.

Pada kegiatan Posyandu Jiwa ini, pelayanan dibagi menjadi 3 meja, yaitu: pertama, pendaftaran, pengukuran tinggi dan berat badan, kedua  pemeriksaan tekanan darah oleh dokter muda, ketiga wawancara oleh dokter muda mengenai keluhan, masalah, serta menggali perasaan dan pikiran yang dihadapi peserta serta pemberian resep dan pengobatan.

 

Sementara itu, Era Catur Prasetya yang merupakan Dosen FK UM Surabaya mengatakan bermain dapat mengasah kepercayaan diri peserta untuk berani maju ke depan dengan cara menampilkan bakat serta sharing pengalaman peserta dalam mengisi waktu luangnya guna mengembangkan keterampilan dan juga kemampuan sosial mereka di masyarakat.

“Permainan interaktif, keterampilan, aktivitas kompleks membantu ODGJ untuk mendapatkan remediasi kognitif yang dapat meningkatkan kemampuan neurokognitif seperti perhatian, memori kerja, fleksibilitas dan perencanaan kognitif, serta fungsi eksekutif yang mengarah pada peningkatan fungsi psikososial aktivitas sehari hari,”ujar Era Catur.

Menurutnya, permainan yang diberikan kepada para peserta posyandu jiwa digunakan sebagai sarana terapi bermain yang diharapkan para peserta dapat mengekspresikan diri dan membantu koordinasi tubuh sehingga dapat terkoordinasi  dengan lebih baik dengan latihan-latihan gerak.

Permainan yang diberikan diantaranya berupa permainan menunjukan beberapa anggota tubuh seperti hidung, mata, kaki, dagu secara tepat serta koordinasi gerakan seperti memberikan tepukan tangan sesuai dengan jumlah arahan yang ditentukan.  Game yang terakhir dilakukan berupa menyanyi sambil menari dan bertepuk tangan sembari lagu berbunyi, kemudian apabila lagu berbunyi para peserta posyandu mencari tempat duduk sesegera mungkin di tempat duduk yang terbatas.

“Diharapkan dari game tersebut dapat membantu koordinasi gerak serta kemampuan mengontrol diri para peserta. Mereka tampak bahagia dengan adanya permainan ini dan berlomba-lomba mendapatkan hadiah,”imbuhnya lagi.

Catur yang merupakan dokter kejiwaan FK UM Surabaya menghimbau, agar pendamping ODGJ di rumah dapat melakukan aktifitas untuk pemulihan mereka melalui kegiatan ringan. Kegiatan yang mendukung pemulihan ODGJ mulai dari mendampingi minum obat dan pengobatannya karena kekambuhan tertinggi disebabkan putus obat, mendukung agar ODGJ untuk melakukan aktivitas dasar secara mandiri seperti makan, mandi, ibadah dan mendukung untuk memberi ruang sesuai kemampuan ODGJ dalam interaksi sosial dan pekerjaan seperti memberi kesempatan bekerja 3 jam/ hari, melakukan hobinya tanpa menstigma gangguan yang dialaminya.

Sementara itu, Pemerintah desa Bulubangsri berharap keberadaan Posyandu Jiwa seperti ini dapat mengurangi stigma buruk diantara masyarakat terhadap ODGJ yang selalu bersikap maniak, tertawa sendiri, marah-marah, sering mengganggu masyarakat atau bahkan melecehkan masyarakat.

“Kami juga berharap masyarakat dapat menjadi support system yang baik bagi ODGJ yang berada disini, ODGJ di desa Bulubangsri juga sering melakukan kegiatan yang mereka sukai seperti bertani, menggembala kambing pada sore hari, bernyanyi, dan melakukan aktifitas normal lainnya,”tutur Kepala Desa Bulubrangsi.

Selanjutnya, Dokter muda Lens Hanis dalam kegiatan ini mengatakan, support system yang baik dapat dilakukan dari hal-hal kecil, contohnya seperti mengingatkan ODGJ agar taat mengkonsumsi obat.

“Tujuannya adalah untuk mengurangi gejala yang akan timbul pada penderita ODGJ dan mempertahankan kondisi jiwa melalui indikator aktivitas, sehingga tidak merasa terganggu pada saat melakukan kegiatan keseharian mereka, dan memperbaiki kualitas hidup para penderita,”pungkasnya.

Terakhir, acara ditutup dengan pemberian sembako oleh LazisMu Lamongan kepada para penyintas ODGJ.