Bantu Tangani Stunting di Masa Pandemi, UM Surabaya Luncurkan Aplikasi Aikkochildcare

  • Beranda -
  • Berita -
  • Bantu Tangani Stunting di Masa Pandemi, UM Surabaya Luncurkan Aplikasi Aikkochildcare
Gambar Berita Bantu Tangani Stunting di Masa Pandemi, UM Surabaya Luncurkan Aplikasi Aikkochildcare
  • 19 Okt
  • 2021

Dosen FK UMSurabaya (Humas)

Bantu Tangani Stunting di Masa Pandemi, UM Surabaya Luncurkan Aplikasi Aikkochildcare

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya meluncurkan aplikasi Aikkochildcare sebagai upaya menangani stunting di Kota Pahlawan. Kepala Departemen Ilmu Anak Universitas Muhammadiyah Surabaya dr. Gina Noor Djalilah, Sp.A,MM mengatakan ilmu kesehatan harus terus berkembang dan mengikuti zaman. Oleh karena itu pihaknya membuat aplikasi digital untuk menangani stunting.

"Aplikasi Aikkochildcare.com ini dibuat Fakultas Kedoktera UM Surabaya. Harapannya dengan adanya aplikasi ini dapat memudahkan orang tua dalam menangani stunting," papar Gina dalam kegiatan Pojok Sehat Antrometri di Surabaya, Minggu (17/10)

Menurut dia, dengan aplikasi tersebut membantu orang tua di masa pandemi seperti saat ini. Jadi, kata Gina, bagi beberapa orang tua yang takut untuk datang ke rumah sakit atau kegiatan pemeriksaan kesehatan, bisa manfaatkan aplikasi tersebut.

Perempuan yang juga Ketua Koordinator Program Percepatan Stunting itu lebih lanjut menjelaskan aplikasi Aikkochildcare.com ditargetkan bagi ibu hamil dan orang tua untuk memantau perkembangan anaknya.

"Di dalam aplikasi itu ada banyak informasi yang tersedia sehingga memudahkan pengguna untuk mengantisipasi jika terdapat kondisi perkembangan anak yang tidak sesuai,terutama terkait gizinya," jelasnya. Selain kegiatan Pojok Sehat, pada saat yang sama UM Surabaya juga menyelenggarakan Pengobatan Terbatas Anak Sakit (Poseant Seri 1) di wilayah Puskesmas Kenjeran yang bertempat di Gedung Serbaguna Bulak. " Dengan kegiatan seperti ini akan membantu para orang tua untuk memonitor bagaimana perkembangan anak dari usia 0 hingga 5 tahun, khususnya di masa pandemi Covid-19 yang sudah berjalan hampir 2 tahun," jela Gina.