Tips Study At Home For Early Childhood

research


Saat ini.....................

Guru....... Merindukan kenakalan-kenakalan anak didiknya, yang selama ini selalu menjadi beban pikirannya

Orang tua  ......berharap bisa mengijinkan anak nya bermain diluar berlama-lama, yang mana selama ini selalu marah saat anak nya bermain tidak mengenal waktu dan tidak pulang-pulang kerumah sampai larut malam.

*BUKTI  CINTA KASIH YANG SUCI DARI SEORANG GURU DAN ORANG TUA*

Anak – anak kita yang saat ini  berada di rumah merupakan generasi hebat yang harus selalu kita jaga baik kondisi  lahir maupun bathin. Era pandemi  covid-19 saat ini membuat anak merasa bosan dengan aktifitas yang monoton yang selalu harus stay at home demi menjaga agar tidak terpapar covid-19, mereka hanya bertemu dengan saudara dan kedua orang tuanya, serta  bermain di luar dengan aktifitas terbatas.

Anak usia dini dalam upaya meningkatkan potensinya secara maksimal di wajibkan dengan cara bermain, bermain sambil belajar, berinteraksi dengan bermain, dan apapun bentuknya semua dengan bermain. Namun bagaimana dengan kondisi saat ini ?????? Apakah permainan yang mereka lakukan sesuai dengan standart teori bermain?????

Secara analisa teori bermain untuk  saat ini anak usia dini mengalami krisis bermain, kapasitas pencapaian perkembangan melalui bermain sambil belajar pada saat ini sangat tidak maksimal. Apabila kita sebagai orang tua beserta guru tidak segera menyikapinya maka akan membuat kemunduran bagi anak-anak kita dalam peningkatan perkembangan kompetensinya, oleh karena itu apa yang bisa kita lakukan  selaku orang tua yang saat ini mendapat gelar guru “dadakan” dalam  mengatasi hal tersebut di atas, supaya anak usia dini mendapatkan stimulus  yang baik oleh seorang guru “ dadakan”

Tips yang dapat di lakukan oleh guru paud dan orang tua yang memilki putra-putri usia dini, antara lain: pertama, Pada masa pendemi ini, saat nya seluruh guru baik dari jenjang lembaga PAUD sampai dengan jenjang SLTA untuk berkolaborasi dalam pengelolaan pembelajaran dengan para orang tua selaku guru ‘dadakan’. Kedua, Anak-anak yang  bersekolah di PAUD, seyogyanya guru-guru PAUD intens  berinteraksi dengan para siswanya, karena roll model dalam bentuk stimulus pengenalan kompetensi yang di berikan seorang guru  jauh lebih cepat di pahami dan dilakukan anak-anak. Ketiga, Dukungan orang tua dalam hal pemilihan pemberian materi bermain sambil  belajar maupun dalam pengelolaan  aspek perkembangan lainnya sangat diperlukan sehingga pemahaman visi dan misi pengajaran guru dan orang tua selaras . Keempat, Guru dan orang tua harus tetap bersemangat dan ikhlas dalam menerima kondisi pandemi ini sehingga hal tersebut dapat meningkatkan  semangat anak-anak selama beraktifitas dirumah. Kelima, Guru dan orang tua berkompromi untuk melakukan pembagian tugas dengan tujuan meningkatkan kompetensi anak. Keenam, Orang tua harus bisa memahami bahwa anak-anak PAUD  percaya sama guru. Ketujuh, Orang tua harus  terbuka dengan guru dalam berbagai hal salah satu contoh apabila  cara guru menstimuluskan peningkatan kopentensi anak yang menurut orang tua berlebihan dan memberatkan anak orang tua harus berani untuk memberi masukan kepada guru. Kondisi apapun yang terjadi saat ini, kita selaku guru dan orang tua harus tetap  menjadi nomor satu dalam langkah mencerdasar anak bangsa.

 

Penulis: Gusmaniarti, M.Pd

Dosen PG PAUD UM Surabaya