Kasus kekerasan seksual di ranah perguruan tinggi menjadi
fenomena gunung es. Kasus-kasus yang sempat muncul ke permukaan terkesan
diendapkan berlarut tanpa penyelesaian. Sebagai lembaga akademik, sepatutnya
tindakan-tindakan memalukan tersebut ditangani. Selain diskursus menciptakan
ruang aman gender harus selalu digencarkan.
Merespon hal tersebut Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK)
Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menggelar health podcast
yang ditujukan kepada mahasiswa dan remaja dengan tujuan menanggulangi diri
terhadap maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi dan edukasi. Jumat
(22/1/22)
Supatmi dosen keperawatan maternitas menjelaskan penting bagi
mahasiswa atau remaja untuk tahu beragam bentuk pelecehan agar lebih bisa
mengidentifikasi sehingga dapat membantu
mengintervensi ketika pelecehan itu terjadi.
“Kurangnya edukasi seksual sebenarnya juga menjadi satu akar
permasalahan dari maraknya kasus kekerasan seksual yang ada. Banyak mahasiswa
atau remaja yang kurang mengerti soal batasan seksual yang biasanya diajarkan
dalam pendidikan seksual. Sehingga mereka kurang well inform terhadap
isu-isu ini, banyak dari mereka yang kurang paham mana yang sebenarnya bercanda
dan mana pelecehan,”ujar Supatmi.
Supatmi juga menjelaskan bahwa mencegah pelecehan seksual
bisa dimulai dari diri sendiri, ia menyebutnya aware is the key.
“Kita tidak pernah tahu kapan dan bagaimana pelaku pelecehan
seksual menyerang korbannya, jadi usahakan untuk selalu waspada dimanapun dan
kapanpun. Yang paling penting adalah pentingnya
memiliki keberanian untuk berani speak up dan tegas,”imbuh Supatmi.
Di akhir paparanya Supatmi juga menjelaskan bahwa pelaku pelecehan seksual biasanya menyasar korban yang terlihat lemah, sehingga ketika seseorang menunjukkan sikap tegas dan tidak takut melakukan perlawanan, secara tidak langsung seseorang sudah memotong niat jahat pelaku.