Universitas Muhammadiyah Surabaya
(UM Surabaya) menggelar 1st Internasional Multidisciplinary Conference on
Potential Research pada 15-16 Desember 2021. Salah satu pembicara kuncinya
adalah HE Al Busyro Basnur Ambassador of Indonesia for Ethiopia Djibouti and
Uni Africa.
Dalam paparannya Al Busyro
memaparkan tentang sejarah perkembangan dan prospek ke depan hubungan Indonesia
dengan negara-negara Afrika, khusunya Ethiopia.
“Indonesia memiliki hubungan
historis sejak lama dengan negara-negara Afrika, dimulai sejak Konferensi Asia
Afrika yang diselenggrakan di Bandung pada April 1955. Dalam beberapa tahun
terakhir Afrika mengalami perkembangan yang cukup signifikan di bidang ekonomi
dan pembangunan. Namun banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui perkembangan
tersebut sehingga saya perlu membuka pengetahuan baru tentang kemajuan benua
Afrika saat ini,”ujar Dubes Al Busyra di hadapan ratusan peserta konferensi.
Pada kesempatan itu, Dubes Busyra
juga mendorong dosen, peneliti mahasiswa khususnya UM Surabaya agar
meningkatkan perannya di dunia riset dan penelitian. Peran itu terutama dengan
meningkatkan jejaring internasional dan kerja sama global. Untuk mempererat
hubungan kerja sama tersebut Dubes juga mengajak peserta konferensi agar bisa
riset di negara yang mendapat julukan negara tertua sekaligus tempat peradaban
terawal di dunia.
“Saya mengajak dosen dan peneliti
Indonesia khususnya di Universitas Muhammadiyah Surabaya untuk bekerjasama dan
mengirimkan dosen dan atau peneliti ke Ethiopia,” kata Dubes Al Busyra.
Ia juga menambahkan bahwa Indonesia
memiliki peluang besar dalam mengembangkan kerjasama dengan Ethiopia dan
negara-negara Afrika, terutama di bidang penelitian. Persoalan utama yang
terjadi selama ini adalah kurangnya informasi dan pengetahuan satu sama lain
tentang potensi kerjasama tersebut
Merespon paparan dubes Ethiopia, Sukadiono Rektor UM Surabaya secara
langsung mengungkapkan apresiasinya. Dia menghimbau para peneliti atau dosen
untuk menindaklanjuti tawaran dari dubes Al Busyro tersebut.
“Pentinggnya riset bagi dosen adalah
bentuk perwujudan tri dharma perguruan tinggi. Tawaran Pak Dubes Al Busyro
harus ditindaklanjuti oleh para dosen. Saya berharap dosen tidak hanya fokus
pada pengajaran tapi juga fokus pada penelitian dan pengabdian masyarakat. Kita
jadikan Micon ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas
diri sekaligus kerja sama internasional. Bersyukur ratusan pemakalah hadir dari
luar negeri ataupun dalam negeri. Semoga Micon yang berlangsung dua hari ini
menjadi sumbangsih besar bagi ilmu pengetahuan kedepannya," ujar Suko