Universitas Muhammadiyah Surabaya
(UM Surabaya) dalam peringatan Milad ke 38 mengadakan berbagai program. Salah
satunya adalah Festival Literasi Semeru (FLS) 2022 yang puncaknya pada tanggal
23 Maret 2022.
Agenda yang diadakan di lereng
Semeru desa Sumber Mujur Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang terdiri dari
Sekolah Alam Raya, Anggrek Virtual Tour hingga Gerakan Semeru Sehat. Salah satu
acara yang menarik perhatian adalah Anggrek Virtual Tour.
"Anggrek Virtual Tour adalah
agenda mengenalkan berbagi jenis Anggrek dan cara teknis membudidayakannya.
Acara dipandu oleh warga lokal yang sudah bertahun-tahun bergelut dengan
Anggrek dibantu oleh para relawan Matana (Mahasiswa Tanggap Bencana)."ujar
Radius Setiyawan Manager Director FLS 2022 di lokasi acara.
Saiful Amiri, warga lokal yang
juga aktivis konservasi Anggrek menjelaskan berbagai jenis Anggrek, terutama
kondisinya pasca erupsi. Dia juga menyebutkan kurang lebih ada 242 jenis yang
ada di Semeru.
"Pasca erupsi Semeru saya
melakukan pemantauan kondisi Anggrek di Gunung. Terpantau kondisinya tidak
terlalu terganggu. Saya bersama beberapa relawan mahasiswa menyusuri gunung
melihat satu persatu habitatnya. Berbagai Anggrek yang unik dan menarik kita
temui disana." ujar Cak Saif panggilan akrab Saiful.
Saif juga menambahkan bahwa dari
ratusan Anggrek yang ada. Ada tiga jenis Anggrek yang menarik perhatian. Yakni
jenis Anggrek terkecil di dunia, Anggrek Permata dan Anggrek Hantu.
"Corybas Pictus merupakan
salah satu jenis Anggrek terkecil di dunia. Bentuknya kecil berwarna hijau dan
merupakan salah satu jenis tanaman yang langka." ujar Saif dalam live
youtube UM Surabaya
Selain Saif, relawan Mahasiswa
Tanggap Bencana (Matana) UM Surabaya Syahril Ali Syabana juga ikut menjelaskan.
"Macodes Petola atau orang
menyebutnya Anggrek Permata dengan ciri khas urat daun menyemburkan kilauan
seperti permata, terutama pada malam hari. Jenis tanaman ini pada tahun 1990
adalah salah satu jenis tanaman yang paling diburu. Sehingga pengelola Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru menyatakan status tanaman jenis tersebut
dilindungi" ujar Syahril.
Sedangkan jenis satunya adalah
Chilostita Javanica atau Anggrek Hantu. Jenis tanaman ini tidak mempunyai daun.
Hanya mempunyai akar dan bunga kecil. Nama hantu disematkan karena tanaman
tersebut mudah menyamar. Hal tersebut bagian dari adaptasi. Selain itu juga,
penampakan bunganya menyerupai sosok
hantu.