Ketua Majelis
Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Bambang Setiaji menyampaikan kebijakan
dan program PP Diktilitbang masa jabatan 2022-2027. Lima program tersebut
dipaparkan di depan para pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah se-Indonesia
yang mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di JW Marriot Hotel dengan tuan
rumah Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya).
Lima program tersebut diantaranya, pertama PTMA
dalam genggaman. Dalam hal ini pengelolaan PTMA sudah mengalami perkembangan,
mengembangkan melalui aplikasi android yang salah satunya yaitu cash manajemen.
“Yaitu ketika meminta tanda tangan persetujuan
anggaran ke rektorat sudah melalui hp dan tidak lagi secara manual. Aplikasi-aplikasi
lain sedang dibangun oleh Dr Gunawan dkk. Aplikasi ini akan bisa diakses di Play
Store Android,”kata dia.
Kedua, program 5000 Doktor. Bambang menyebut, dosen
di PTMA masih 10% yang bergelar doktor, dalam program ini sebagai pemantik agar
dosen memiliki kemauan untuk melanjutkan studi doktor dan meminta PTMA memiliki
pencapaian dosen di PTMA 100% Doktor
Menurutnya, kendala dalam akreditasi merupakan
kurangnya SDM, dan PP Diktilitbang meminta Pimpinan PTMA untuk mendanai dosen-dosen
untuk mengejar gelar doktor. Artinya bukan hanya gedungnya saja yang diperbesar,
namun juga SDM juga perlu diperbesar.
Menurut penjelasannya, saat ini PTMA sedang
melakukan program 5000 doktor dan harus segera direalisasikan guna mewujudkan
SDM unggul.
“Apabila SDM dosen bagus, ini akan menjadikan
banyak sekali keuntungan terutama dalam hal publikasi dan akreditasi PTM yang
bisa dijadikan contoh adalah UMS dimana dosennya ekspansi ke Inggris,”tegas
dia.
Ketiga, program 100.000
publikasi. Menerbikan karya-karya skripsi mahasiswa di bawah Suara Muhammadiyah.
Ia mengatakan, mewadai skripsi dan tesis pada era digital ini perlu ditampung
dalam sebuah website. Skripsi cukup 12 halaman yang orisinal dan tidak plagiat
yang akan dibawahi oleh Suara Muhammadiyah dan juga sinta.
Pada Suara Muhammadiyah akan ada
jurnal-jurnal. Dari 125.000 skripsi 100.000 (80 persen) kita publikasi, selain
di Suara Muhammadiyah publikasi juga diterbitkan di Scopus dan WOS yang
berjumlah 1000, dan sisanya akan kami tampung di jurnal jurnal Sinta dan Jurnal
jurnal di bawah Suara Muhammadiyah. Sisanya lagi akan diterbitkan oleh Humas
Majelis dalam bentuk working papers. www.indonesia-workingpapers.com.
Keempat, penguatan AIK 4 yaitu
integrasi Al Islam dan IPTEK. Menambahkan mata kuliah AIK 4 yang berwacana pada
bidang ilmu falak, ekonomi islam dan kedokteran islam. Reformasi
kurikulum untuk PTIM dengan mengajarkan blockchain, bigdata, data sains, AI
dan digital intelegent.
“Dengan adanya penambahan
kurikulum pada Perguruan Tinggi Islam Muhammadiyah (PTIM) meskipun lulusan
hanya bergelar tarbiyah tapi bisa bersaing dengan PTN dalam hal kompetensi
kurikulum umum. Hal ini bentuk implementasi dari slogan Fastabiqul Khairat yang
kontekstual,”katanya.
Kelima atau terakhir adalah program
penyehatan PTMA melalui kloning. Pimpinan Dirjen berharap untuk tiap 1 PTMA
besar memayungi 5 PTMA kecil agar PTMA kecil bisa berkembang.
“Dengan PTMA besar mengayomi
PTMA kecil maka tata kelola AI akan sama rata,”pungkas dia.