Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan
Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah menyelenggarakan Pendampingan
Perguruan Tinggi Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur I pada hari Sabtu dan Ahad, tanggal
30-31 Oktober 2021 di lt 13 gedung ATT Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 24 orang peserta dari 8 PTM meliputi UMSurabaya, UM Sidoarjo (UMSIDA), UM Gresik, UM Jember, STIT
Muhammadiyah Lumajang; STKIP Muhammadiyah Lumajang, STAI Muhammadiyah
Probolinggo; dan Institut Teknologi dan
Bisnis (ITB) Muhammadiyah Banyuwangi. Prof. Chairil Anwar, dalam tausiah
pembukaan melalui daring menyampaikan bahwa kegiatan pendampingan ini diselenggarakan untuk memantau perkembangan
Pendidikan Tinggi Muhammadiyah (PTM) sekaligus memberikan pendampingan dalam
rangka meningkatkan kualitas pengelolaan Lembaga Pendidikan melalui penjaminan
mutu internal dan eksternal. “Melalui kegiatan pendampingan ini, PTM yang sudah
besar bisa membantu dan membina PTM yang masih kecil” ungkap wakil ketua
majelis dikti litbang yang lebih dikenal dengan sebutan Prof CA ini.
Kegiatan
yang dilaksanakan selama dua hari ini menghadirkan 3 narasumber utama yaitu
Prof. Bambang Setiaji, Prof Sutrisno dan Dr. Hari dari tim Asistensi Majelis
Diktilitbang PP Muhammadiyah. Prof Bambang menyampaikan materi tentang pentingnya
SDM (Sumber Daya Manusia) untuk kemajuan sebuah perguruan tinggi. “UMS
(Surakarta) yang sekarang sudah besar itu karena investasi SDM yang luar biasa,
jangan dilihat sekarangnya. UMS memberikan alokasi anggaran yang cukup besar
untuk pengembangan dan kualitas SDM” ungkap Prof Bambang yang saat ini juga
diamanahi menjadi Rektor UMKT (Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur).
Selain
itu, Prof BS (Sapaan akrab Prof Bambang Setiaji) berpandangan bahwa saat ini
yang diperlukan dalam pengembangan PT bukanlah Gedung namun SDM dan Teknologi.
“Beberapa PT di Inggris mengalokasikan anggaran mencapai 90% untuk pengembangan
kualitas SDM, beda dengan kita yang hanya mengalokasikan sekitar 35% bahkan
kurang dari total anggaran yang ada. Saya dulu merasa berdosa karena alokasi
anggaran untuk SDM terutama untuk Gaji sangat rendah…” ungkap Prof BA sembari berpesan
kepada para Rektor PTM yang hadir untuk tidak pelit dalam mengeluarkan anggaran
untuk SDM.
Sementara
itu, Prof Sutrisno yang juga bertindak sebagai nara sumber pada kegiatan
tersebut menekankan pentingnya pelaksanaan Catur Dharma di PTM. Selain
konsisten mengawal implementasi Catur Dharma, PTM juga harus adaptable terhadap
perubahan kebijakan pemerintah terkait Pendidikan tinggi diantaranya kebijakan
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Disisi lain, Dr Hari Prasetyo sebagai tim
asistensi majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menjelaskan materi tentang system
penjaminan mutu dan 9 kriteria instrumen akreditasi Program Studi dan akreditasi
institusi.
Selain
pemberian materi, kegiatan tersebut juga melakukan pembagian pendampingan dari
4 Universitas Muhammadiyah kepada Sekolah Tinggi Muhammadiyah yang termasuk
dalam wilayah Jatim I. Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM)
Banyuwangi didampingi oleh Universitas Muhammadiyah Gresik; STIT Muhammadiyah
Lumajang di damping oleh Universitas Muhammadiyah Surabaya; STKIP Muhammadiyah
Lumajang di bina oleh UMSIDA, sedangkan UM Jember mendampingi STAI Muhammadiyah
Probolinggo.
Pada akhir kegiatan
hari ke-2, Prof CA dalam sambutan penutup menyampaikan terimakasih kepada
Rektor UM Surabaya yang telah bertindak sebagai tuan rumah yang sangat baik.
Beliau juga berpesan kepada para peserta bahwa Agenda pendampingan ini sebagai
wujud tanggung jawab majelis Diktilitbang PPM dalam menjaga kualitas
pengelolaan Pendidikan Tinggi Muhammadiyah. Muhammadiyah harus menjadi pionir
penyelenggara pendidikan yang berkualitas sebagai wujud pengabdian kepada
bangsa dan amal ibadah kepada Allah SWT. Sementara Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya,
Dr. dr., Sukadiono, MM dalam sambutan penutup menyampaikan terimakasih kepada
Majelis Diktilitbang atas kepercayaan yang diberikan sebagai tuan rumah
kegiatan persyarikatan ini. “InsyaAllah semakin sering menjadi tuan rumah
kegiatan-kegiatan persyarikatan, UM Surabaya akan semakin berkembang dan
berkah”. Ungkap pak Suko, panggilan akrab beliau.