Oleh : Hetty Murdiyani, S.Psi, M.Kes*
Pada akhir tahun 2019, dunia dihebohkan dengan kemunculan penyakit yang disebabkan oleh virus covid-19 yang muncul pertama kali di Wuhan China. Penyebaran virus penyakit inipun tergolong sangat cepat sehingga semakin banyak menimbulkan korban di berbagai negara. Untuk memutus penyebaran virus ini, pemerintah di berbagai negara, menganjurkan masyarakatnya untuk melakukan social distancing atau menjauhi keramaian sementara waktu dengan melakukan segala aktivitas dari rumah, seperti bekerja dari rumah, beribadah dari rumah, belajar dari rumah.
PSBB dilakukan salah satunya dengan meliburkan tempat kerja. Namun dunia kerja tidak mungkin selamanya dilakukan pembatasan. Roda perekonomian harus tetap berjalan, sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa semua kegiatan di berbagai aspek kehidupan harus kembali berjalan dengan normal. Kondisi ini disebut dengan istilah new normal. The New Normal adalah sebuah tatanan keseimbangan ekosistem yang baru dimana keberadaan virus Covid-19 sudah menjadi bagian dari kehidupan yang dapat ditoleransi manusia. Hal ini berarti bahwa semua aspek kehidupan manusia juga berubah. Karena the new normal sama dengan merubah pola hidup normal yang dulu menjadi pola hidup atau kebiasaan baru.
Kegiatan bekerja harus berjalan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Tempat kerja dengan populasi dan mobilitas yang tinggi memiliki risiko penularan yang cukup tinggi. Untuk itu Menteri Kesehatan telah menerbitkan panduan new normal dan pencegahannya selama bekerja di situasi pandemi Covid-19, yang dibuat untuk tindakan preventif dan promotif guna mencegah penularan penyakit. Namun hal yang perlu juga diubah adalah perubahan perilaku pada diri setiap individu yang lebih dari sekedar menjalankan protokol kesehatan.
Salah satu cara untuk tetap mempertahankan produktifitas kerja di masa pandemi adalah membangun kebiasaan mengelola waktu (time management). Dengan mengelola waktu, karyawan tidak hanya akan melacak waktu dengan lebih baik, tetapi juga memiliki kesempatan untuk melacak kemajuan dalam proyek-proyek dan berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.
Cara terbaik untuk mengatur waktu secara efektif, antara lain sebagai berikut : Pertama, melakukan pemeriksaan waktu. Karyawan harus tahu tugas-tugas yang bisa “mencuri” waktu. Misalnya, seseorang mungkin menghabiskan satu jam di email daripada menyelesaikan proyek-proyek penting. Kedua, menetapkan batasan waktu. Tetapkan batas waktu tertentu, seperti satu atau dua jam. Kemudian cobalah untuk menyelesaikan tugas dalam waktu yang ditentukan, dan rasakan kegembiraan saat melakukannya. Ketiga, memiliki daftar kegiatan yang harus dilakukan. Sebuah daftar (to do list) membuat karyawan tetap fokus dan termotivasi. Daftar (to do list) juga memungkinkan kita melihat dan memantau kemajuan pekerjaan. Bahkan jika kita dikelilingi oleh gangguan, daftar (to do list) kita akan membuat kita tetap berada di jalur yang benar. Keempat, merencanakan kegiatan di masa depan. Idealnya, kita harus merencanakan ke depan untuk minggu ini atau setidaknya sehari sebelumnya. Ketika kita tahu persis apa yang harus dilakukan untuk hari atau minggu berikutnya, kita akan tetap teratur dan fokus. Kita dapat memutuskan suatu tugas membutuhkan berapa hari untuk menyelesaikan, berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Kelima, mulailah dengan tugas anda yang paling anggap paling penting. Lakukan tugas yang dianggap paling penting di pagi hari. Semua tugas yang membuat stres ataupun tugas yang paling sulit sebaiknya dilakukan di pagi hari. Alasannya sederhana. kita memiliki energi paling banyak di pagi hari, sehingga akan dapat menangani tugas dengan efisien dan kompeten. Keenam, fokus pada satu tugas pada satu waktu. Kerjakan sau tugas hingga tuntas. Hindari melakukan setengah kerja, yang berarti meninggalkan tugas saat ini dan melakukan sesuatu yang lain sama sekali. Salah satu contoh setengah kerja adalah menulis laporan kemudian tiba-tiba memeriksa email tanpa alasan dan menulis balasan. Fokus pada tugas yang ada, dan hindari pekerjaan multitasking. Ketujuh, hindari kesempurnaan. Hindari terlalu banyak menganalisis semua yang dilakukan. Selalu lakukan yang terbaik tetapi hindari terlalu mengejar kesempurnaan.
Manajemen waktu yang efektif perlu dibudayakan di era New Normal karena pada akhirnya merupakan hasil dari memiliki sikap dan komitmen yang tepat untuk mencapai tujuan kerja. Meskipun karyawan harus menjalani WFH target kerja tetap tercapai dan produktifitas kerja tetap terjaga.
*Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya