Kualitas tidur mempengaruhi
aktivitas kita keesokan harinya. Tidak hanya durasi yang cukup, dengan tidur
yang berkualitas badan kita akan terasa segar dan sehat ketika bangun keesokan
paginya sehingga seseorang akan dapat bekerja dengan baik, tidak akan merasa
letih dan lesu.
Setiap orang memiliki kebiasan tidur
yang berbeda, baik dalam hal waktu, tempat, maupun kondisi kamar. Termasuk juga
dalam masalah penerangan ketika tidur. Sebagian orang lebih suka tidur dalam
kondisi lampu dimatikan, tetapi ada pula yang lebih nyaman ketika keadaan
terang.
Rini Kusumawardhany Dosen Fakultas
Kedokteran (FK) UM Surabaya yang merupakan spesialis mata menjelaskan tidur
yang baik adalah dalam keadaan gelap. Menurutnya, penelitian membuktikan, tidur
dalam keadaan gelap memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
Dalam keterangan tertulis Rini menjelaskan,
manfaat pertama adalah menghasilkan hormon melatonin.
Ahli biologi, Joan Robert,
berpendapat bahwa tubuh akan menghasilkan hormon melatonin ketika kita tidur
dalam keadaan lampu dimatikan. Christopher Drake, PhD, ahli tidur dari Henry
Ford Hospital menyebutkan tubuh memproduksi hormon melatonin soporifik (pemicu
rasa kantuk sebagai persiapan tidur).
“Salah satu fungsi hormon melatonin
adalah meningkatkan kekebalan tubuh dalam menangkal penyakit. Sebaliknya, jika
kita tidur dalam keadaan lampu menyala, hormon melatonin tidak akan dihasilkan
dari dalam tubuh. Akibatnya, kekebalan tubuh menurun dan mudah terserang
penyakit,”jelas Rini Rabu (3/8/22)
Kedua adalah menurunkan depresi. Dikutip dari National Sleep Foundation, studi
terbaru dari Ohio State University mengungkapkan, tidur di ruangan yang terang
lebih berisiko mengalami depresi dibandingkan tidur di ruangan yang gelap.
Jika lampu dibiarkan menyala ketika tidur, kita akan terganggu oleh sinar lampu
sehingga tidur menjadi tidak lelap.
“Ruangan yang gelap dapat
merelaksasikan pikiran sehingga dapat menghilangkan stres. Juga bisa menjadi
sarana meditasi ringan yang secara tidak langsung akan bisa menstabilkan emosi
dan pikiran,”imbuhnya lagi.
Manfaat ketiga adalah menghindari
risiko obesitas. Menurut Rini, cahaya
redup saat tidur di malam hari dapat mengatur ulang ritme fisik, seperti jadwal
makan. Pada orang yang tidur dalam ruangan dengan cahaya terang cenderung
memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi.
“Jadi dapat kita simpulkan bahwa
tidur dalam keadaan gelap lebih baik daripada dalam keadaan terang. jika masih
kesulitan merubah kebiasaan tidur dengan keadaan gelap.”jelasnya.
Rini juga membagikan beberapa tips yang
bisa dilakukan secara perlahan untuk mengubah kebiasaan tersebut. Pertama dengan memulai
membiasakan dengan mengurangi intensitas cahaya lampu sedikit demi sedikit hingga
akhirnya terbiasa tidur dalam kondisi gelap.
Kedua matikan semua layar sebelum
tidur. TV, laptop, komputer, smartphone, tablet, dan lampu baca semuanya harus
dimatikan saat akan tidur. Bahkan cahaya dari smartphone saja bisa mengganggu
kualitas tidur karena langsung menyinari mata.
Ketiga hadapi ketakutan akan gelap
saat tidur. Ada orang yang memiliki ketakutan akan gelap. seseorang dapat
mengatasinya dengan melatihnya setiap hari dan menjauhkan pikiran negatif
tentang gelap.
“Terakhir pilih lampu malam berwarna
merah atau oranye. Cahaya merah atau oranye tidak mempengaruhi sistem sirkadian
seperti halnya cahaya putih/biru. Menggunakan cahaya berwarna mungkin pilihan
yang efektif,”tutup Rini.