Lailatun Ni’mah dan Kumala Sari mahasiswa Program
Studi Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM
Surabaya) yang tergabung dalam Mahasiswa Tanggap Bencana (MATANA) menceritakan
pengalamannya saat memulai aktifitas mengajar di lokasi terdampak bencana
sebagai relawan di bidang pendidikan. Senin (10/1/2022)
Lailatun salah satu mahasiswa yang ditugaskan di
bagian klaster pendidikan menceritakan pengalamannya saat mengajar 105 siswa di
tenda darurat pendidikan milik Kemendikbudristek.
“Senang saat menerima tawaran untuk mengajar di lokasi
terdampak, ada 105 siswa sekolah dasar yang kami ajar dan berikan motivasi
yakni dari SD 02 Sumpit Urang, Pronowijo Lumajang. Salah satu hal yang
memotivasi saya semangat mengajar adalah siswa-siswi yang selalu semangat dan
meminta saya untuk mengajar setiap hari,”terang Lailatun dalam keterangan
tertulis.
Lailatun juga menambahkan bahwa selain menjadi relawan
ia sedang belajar mengaplikasikan ilmu yang ia pelajari secara langsung di
tengah masyarakat. Meski banyak tantangan mahasiswa semester 5 tersebut
merasakan banyak manfaat dan hikmah yang bisa diambil.
“Untuk hari-hari pertama mengajar awalnya saya ragu,
namun saya berikan penguatan motivasi kepada anak-anak sekaligus game belajar.
Untuk selanjutnya kami akan memperkuat di literasi ,numerasi dan mendongeng kepada siswa. Untuk saat ini kami masih mencari metode-metode belajar yang
cocok bagi mereka,”imbuh Lailatun.
Kepala LPPM UM Surabaya Dede Nasrullah mengatakan
bahwa Lailatun Ni’mah dan Kumala Sari yang telah diberangkatkan ke lokasi
bencana adalah mahasiswa yang diminta oleh Majelis Lingkungan Hidup dan
Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang meminta relawan
dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
“Lailatun dan Kumala akan ditugaskan selama 1 bulan
penuh mulai 10 Januari dan akan ditempatkan di pos pelayanan MDMC PWM Jawa
Timur yang terletak di Pronowijo Lumajang. Selain berbagi ilmu saya berharap keduanya
dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya dan dapat mengambil
pelajaran di setiap kejadian di lokasi bencana,” tandas Dede.