Media sosial dihebohkan dengan puluhan anak di Pati, Jawa Tengah yang
harus menerima perawatan di bangsal kejiwaan setelah keranjingan permainan
video (video game) maupun konten porno.
Mirisnya kejadian tersebut menarik sejumlah orang untuk memberikan
tanggapan, termasuk Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM
Surabaya Uswatun Hasanah.
Uswatun menyebut, penggunaan
gadget pada anak tanpa pengawasan yang ketat dapat menyebabkan masalah serius
bagi kesehatan mentalnya. Sehingga hal tersebut perlu menjadi perhatian khusus
bagi orang tua maupun pengasuh agar lebih selektif dalam melakukan pengawasan
yang ketat terkait konten yang layak dikonsumsi sesuai dengan usia anak.
Menurut Uswatun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan
orang tua untuk mencegah adiksi game juga konten porno pada anak.
Pertama orang tua harus menjadi cotoh atau teladan. Anak
adalah peniru yang ulung, belajar dan melakukan sesuatu dari meniru perilaku dari
kebiasaan orang terdekat di lingkungan sekitar.
“Anak memiliki keingintahuan yang tinggi, sehingga
orang tua harus memberikan contoh sekaligus pembatasan penggunaan gadget di
lingkungan keluarga atau saat sedang bersama anak,”kata Uswatun Jumat (3/2/23)
Kedua, meyediakan waktu luang untuk anak. Salah satu
hal paling efektif yang dapat mengalihkan perhatian anak dari screen time adalah
dengan bermain dengan dunia nyata.
“Orang tua perlu menyediakan waktu luang untuk
menemani aktivitas anak, karena ketika anak merasa bosan kesepian mereka
cenderung menggunakan gadget untuk menghilangkan rasa bosan dan kesepiannya,”imbuhnya
lagi.
Ketiga, membuat aturan yang jelas dan konsisten. Orang
tua tidak selamanya dapat melarang anak dalam menggunakan gadget, karena dewasa
ini gadget telah menjadi suatu kebutuhan. Strategi yang dapat dilakukan orang
tua adalah dengan membuat aturan ketat dalam penggunaan gadget dan konsisten
dalam mengaplikasikan aturan tersebut.
Beberapa aturan yang dapat diterapkan diantaranya
menetapkan batas minimal usia menggunakan gadget, waktu penggunaan, aplikasi
dan situs yang boleh di akses dan konsekwensi jika terjadi pelanggaran terhadap
aturan yang sudah disepakati bersama.
Keempat, menggunakan aplikasi pengawasan orang tua.
Uswatun menyebut, banyaknya aplikasi dan game untuk anak-anak yang disisipi
konten ataupun iklan yang tidak ramah berbau pornografi membuat orang tua harus
menyadari pentingnya memasang aplikasi pengawasan orangtua dalam gawai yang
digunakan anak.
“Aplikasi pengawasan tersebut dapat membantu orang tua
dalam mengontrol penggunaan gadget, situs yang dikunjungi, game atau aplikasi
yang diinstal, serta dapat menonaktifkan gawai anak dari jarak jauh. Hal ini
cukup membantu menghindari anak terpapar aplikasi dan konten berbau pornografi,”tegasnya
lagi.
Terakhir, memfasilitasi anak melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik yang dilakukan di luar rumah dapat membantu mengalihkan anak
dari gadget dan mengakses konten maupun situs pornografi.
“Anak dapat diajak untuk membantu pekerjaan rumah
bersama, olahraga bersama, jalan keliling kompleks, menyarankan anak bermain
bersama teman, melakukan hobi bersama-sama,”pungkas dia.