Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surabaya kembali menunjukkan inovasinya. Melihat permasalahan desa
dengan banyaknya sampah pelepah pisang yang tidak digunukan, dimanfaatkan oleh
sekolompok mahasiswa yang tergabung dalam KKN Back to Village (BTV) Desa Kalianak sebagai peluang untuk
membuat sebuah produk pot ramah
lingkungan dari pelepah pisang.
Dede Nasrullah, selaku
kepala LPPM UMSurabaya menjelaskan bahwa kegiatan KKN dimasa pandemi ini
menjadi tantangan untuk mahasiswa agar tetap memberi kontribusi untuk membangun
desa. Menurut Dede, program KKN BTV ini dibuat untuk memaksimalkan peran
mahasiswa di daerah masing-masing.
“Pada masa pandemi ini, program
KKN BTV sangatlah cocok dengan mengelompokkan mahasiswa sesuai dengan daerah
asalnya masing-masing. Ketika mahasiswa ini bekerjasama dan mampu memanfaatkan
potensi dari daerahnya masing-masing akan menciptakan sinergitas yang luar biasa
untuk membangun desa yang lebih maju” ucapnya
Hal ini yang dilakukan
oleh Fauziah dan kelompoknya ketika melihat banyaknya sampah pelepah pisang
yang dibiarkan oleh masyarakat, kelompok ini berfikir bagaimana menjadikan
sampah menjadi suatu produk yang nantinya bisa digunakan atau bisa dijadikan
kerajinan untuk meningkatkan perekonomian warga desa tersebut.
“Kami mengumpulkan
pelepah pisang kemudian dipotong menjadi sangat kecil dan dikeringkan, ketika sudah mengering potongan
ini dicampur dengan tepung kanji dan dicetak dengan ember bekas sehingga
membentuk sebuah pot dan ketika sudah kering, pelepah pisang ini dilepas dari
cetakan dan siap untuk digunakan” papar fauziah.
Dipaparkan lagi oleh
Fauziah bahwa produk ini bisa digunakan sebagai pengganti polybag, selain itu
juga pot ini bisa dijadikan media tanam karena bahanya bisa terurai. tidak
hanya dapat digunakan sebagai pot, namun bisa dijadikan berbagai macam dekorasi
rumah seperti lampu hias yang aestetik.
Apresiasi diberikan oleh
pihak kampus dalam kegiatan pameran produk inovasi yang diselenggarakan di
gedung At Tauhid Tower (30/08/2021). Ridlwan selaku Wakil Rektor I UMSurabaya
menyampaikan bahwa mahasiswa-mahasiswa yang penuh inovasi ini perlu didukung
dengan mengajukan produk-produk ini sebagai produk paten yang dibuat oleh
mahasiswa.
“Kegiatan KKN ini
hanyalah laboratorium kecil untuk pembelajaran mahasiswa. Selepas ini,
mahasiswa-mahasiswa ini diharapkan lebih kreatif lagi dan menunjukkan
kualitasnya untuk berkontribusi membangun desa, saya yakin ketika satu kelompok
ini bisa memajukan sebuah desa, akan ada banyak desa-desa lain yang juga akan
ikut berkembang” pungkasnya.