AH pemeran kebaya merah dalam video syur yang tengah viral diduga
mengidap penyakit bipolar. Meski begitu, pihak kepolisian tak mau berspekulasi
dan lebih memilih melakukan observasi terhadap tersangka. Polisi menyebut,
bahwa AH memiliki kepribadian ganda.
Menyoroti hal tersebut, Dosen Keperawatan Jiwa Universitas Muhammadiyah
Surabaya (UM Surabaya) Uswatun Hasanah mengatakan, orang yang memiliki
kepribadian ganda, bisa saja dikatakan sebagai orang yang mengidap gangguan
kejiwaan berdasarkan Diagnostic And Statistical Manual For Mental Disorder -5
(DSM – 5).
Uswatun menyebut, gangguan jiwa sendiri memiliki sejumlah penyebab. Di
antaranya karena faktor biologis, seperti penyalahgunaan zat-zat adiktif, dan
bisa karena selama masa hidup mengalami trauma kepala.
“Ada faktor psikologis, dia pernah mengalami trauma atau pengalaman
traumatis di masa lalu. Adanya pengabaian oleh lingkungan sekitar dan faktor
tumbuh kembangnya yang tak tercapai,” kata Uswatun, Sabtu (12/11/2022).
Selain itu, Uswatun juga menyebut persoalan ekonomi yang di situ bisa
menyebabkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari juga bisa menjadi
latar belakang orang mengalami gangguan jiwa.
“Untuk menegakkan diagnosa gangguan jiwa kita perlu melakukan beberapa
pemeriksaan mendalam berkaitan dengan faktor penyebab baik secara biologis,
kemudian psikologis, dan juga sosialnya. Selain itu, kita perlu melihat
bagaimana respon kognitif, perilaku, juga mental emosional masih berfungsi
secara baik atau ada penyimpangan,”imbuhnya lagi.
Lantas, apakah orang yang memiliki gangguan jiwa masih memiliki dorongan
seksual?
Uswatun menjelaskan, bahwa orang dalam gangguan kejiwaan masih memiliki
dorongan seksual, meskipun akan ada perubahan yang terjadi karena pengaruh
gejala penyakit dan juga proses pengobatan yang dijalani.
“Kalau kita berbicara dorongan seksual pada individu yang mengalami
gangguan jiwa, kalau dikatakan tidak memiliki sama sekali, tidak juga,”
jelasnya.
Menurutnya, ketika seorang individu mengalami gangguan jiwa dan tengah
menjalani pengobatan, obat-obatan itulah yang memberikan dampak tersendiri.
Salah satunya bisa menurunkan dorongan seksual.
“Seperti hasrat seksualnya menurun dan kemudian ketika gejala-gejala
tertentu muncul, hal tersebut juga bisa mempengaruhi peningkatan maupun
penurunan dorongan seksualnya tersebut,”pungkas Uswatun.