Gubernur Jawa Timur Khofifah
Indar Parawansa berkesempatan hadir dan memberikan sambutan dalam pembukaan
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan
Pengembangan Pimpinan Pusat Muhamamdiyah dengan tuan rumah Universitas Muhammadiyah
Surabaya, yang dilaksanakan di JW Marriot Hotel Surabaya pada, Selasa (2/5/23)
Di depan ratusan peserta dari
Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia, Khofifah merespon
gagasan yang telah disampaikan Prof. Bambang Setiaji selaku Ketua Majelis
Diktilitbang terkait 5 program AD HOC diantaranya: PTMA dalam genggaman, 5000
Doktor, 100.000 publikasi, Penguatan Al Islam dan Kemuhammadiyahan dan
Penguatan PTMA.
Dalam sambutannya, Khofifah
menyatakan bahwa program 5.000 doktor Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah
merupakan program luar biasa. Ia berharap program ini akan dapat mendorong
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.
Lebih lanjut lagi, Khofifah
memaparkan bahwa Indonesia saat ini mengalami permasalahan di bidang Sumber
Daya Manusia, hal tersebut ditandai dengan Global Competition Talent Index
2022 di mana Indonesia berada pada peringkat 82, masih di bawah Thailand.
Kemudian, data yang dikeluarkan Global Innovation Index, Indonesia juga
masih berada di bawah Malaysia.
Melalui koneksitas atau jaringan
yang dimiliki oleh Muhammadiyah dengan jumlah 171 Perguruan Tinggi (PT) yang
dimiliki serta ratusan guru besar akan mampu memberikan terobosan inovasi, dan
mencapai kesuksesan bersama lewat kerjasama.
“Dengan kekuatan itu, saya yakin
Muhammadiyah mampu memperbaiki SDM Indonesia yang tentu berdampak pada Global
Competition Talent index dan Global Innovation Index,”ujar Khofifah
di depan ratusan peserta Rakernas.
Sementara itu, Bambang Setiaji
selaku Ketua Majelis Diktilitbang dalam sambutannya menekankan pentingnya
kolaborasi antara perguruan tinggi satu dengan yang lain. Ia berharap
kolaborasi antara perguruan tinggi besar yang sehat dengan perguruan tinggi
mikro untuk akselerasi.
“Dari 171 perguruan tinggi,
bagaimana kolaborasi ini dibangun dalam rangka menciptakan perguruan tinggi
yang baik,”ujarnya.
Bambang berharap, perguruan
tinggi mikro dapat belajar dari perguruan tinggi yang telah unggul, sementara
perguruan tinggi yang besar memiliki tanggung jawab dalam mengasuh perguruan
tinggi mikro.
“Mari saling bersinergi dalam
mewujudkan program-program unggulan yang mendorong 5000 doktor, 100.000
publikasi dalam jurnal ilmiah bereputasi, penguatan dan integrasi Al-Islam
Kemuhammadiyahan di dalam berbagai program pembelajaran bagi PTMA,”pungkasnya.