Demam Berdarah Dengue
(DBD) merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena dapat
menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, muntah disertai darah hingga
kematian. Hampir setiap tahun DBD dikatagorikan sebagai kejadian yang
mengerikan.
Idham Choliq Dosen
Keperawatan Komunitas dan Keluarga, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menjelaskan penyakit DBD biasanya akan
meningkat saat musim hujan.
“Saat ini, Indonesia
tengah memasuki periode musim hujan, maka kewaspadaan kepada penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) perlu ditingkatkan, khususnya bagi anak-anak sebagai
kelompok rentan. Di saat curah hujan semakin meningkat akan memunculkan tempat-tempat perkembangbiakan
nyamuk,”ungkap Idham, Kamis (3/2/22)
Idham menjelaskan
selama ini sudah ada strategi pencegahan DBD melalui 3M, yaitu menguras tempat
yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, drum dan tempat
penampungan air lainnya. Menutup rapat
tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum juga mengubur
barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan
dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk. Mendaur ulang barang-barang bekas yang
berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
“Strategi 3M serta
upaya lain juga perlu dilakukan seperti menggunakan obat anti nyamuk, memasang
kawat kasa pada jendela dan ventilasi, memberikan larvasida pada penampungan
air yang susah dikuras, dan upaya lainnya,”imbuh Idham.
Lebih lanjut lagi,
Idham memaparkan bahwa di tingkat RW di beberapa wilayah sudah ada Juru
Pemantau Jentik (Jumantik) yang bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan
nyamuk DBD.
"Jumantik harus
mengajak masyarakat untuk rutin membersihkan bak mandi, melakukan gotong royong
membersihkan lingkungan setiap minggu atau tiap bulan.
Di akhir paparannya
Idham menegaskan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan sama seperti
kewaspadaan pada virus Corona saat ini.