Lelah akibat pekerjaan sering
kali dianggap sepele, bahkan dianggap tidak bermasalah. Padahal kondisi lelah
akibat beban kerja yang berlebihan sangat berbahaya. Kondisi ini biasanya disebut
Burnout.
Burnout merupakan stres kronis
yang terjadi saat individu merasa beban kerjanya melebihi kemampuan yang
dimilikinya. Burnout biasanya terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara
pekerjaan dengan pekerja. Burnout juga dicirikan dengan adanya gangguan
kesehatan dan psikologis seperti gangguan usus, gangguan tidur, sakit pada
punggung, sakit kepala, batuk, pilek, depresi, perasaan bersalah, dan kelelahan
emosi.
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan
(FIK) UM Surabaya Idham Choliq membagikan 4 tips agar para pekerja tidak
mengalami burnout.
Pertama, ,memprioritaskan
perawatan diri (self-care). Idham menjelaskan, sangat penting untuk
mengisi kembali energi fisik dan emosional, kemampuan untuk fokus, dengan
memprioritaskan kebiasaan tidur yang baik, nutrisi, olahraga, hubungan sosial,
dan kebiasaan, seperti bermeditasi, menulis jurnal, dan menikmati alam.
“Jika seseorang kesulitan
memasukkan aktivitas seperti itu ke dalam jadwal karena sibuk bekerja,
luangkanlah waktu seminggu untuk menilai dengan tepat bagaimana anda
menghabiskan waktu,”ujar Idham Rabu (1/3/23)
Kedua, ubah perspektif. Seseorang
harus mencermati pola pikir dan asumsi. Aspek apa dari situasi seseorang yang
benar-benar diperbaiki, dan mana yang dapat diubah. Mengubah perspektif dapat
menahan dampak negatif bahkan dari aspek yang tidak fleksibel.
“Jika kelelahan adalah masalah utama, tanyakan
pada diri sendiri tugas mana yang termasuk tugas penting dan tidak,”imbuh Idham
lagi.
Ketiga, kurangi paparan stress (stresor)
di tempat kerja. Stres kadang melibatkan rekan kerja, klien, dan bahkan
anggota keluarga. Sehingga penting untuk menentukan apakah pekerjaan ini dapat memicu
stress atau kelelahan. Hindarilah pekerjaan yang dapat memicu stress.
Keempat, lakukan interkasi. Solusi
terbaik untuk burnout adalah mencari interaksi interpersonal yang kaya
dan pengembangan pribadi profesional yang berkelanjutan.
“Temukan pelatih dan mentor yang
dapat membantu mengidentifikasi dan mengaktifkan hubungan positif dan
kesempatan belajar. Bersedia untuk menasihati orang lain adalah cara lain yang
sangat efektif untuk keluar dari siklus negatif,”pungkas Idham.