Di tengah gegap gempitanya
perkembangan teknologi informasi di sektor ekonomi terkait investasi, tidak
sedikit rumor-rumor terbaru tentang investasi bodong, ditambah dengan campur
tangan para influencer untuk mengecoh banyak orang, khususnya anak-anak muda
berambisi cepat kaya tapi tidak mau susah.
Di zaman yang serba cepat, investasi
menjadi kegiatan yang tepat untuk mencapai berbagai tujuan keuangan seperti
liburan, membeli kendaraan, membeli rumah, apartemen, biaya pernikahan, biaya
pendidikan anak, hingga dana pensiun. Namun sebelum itu, seseorang perlu
berhati-hati sebelum memulai investasi agar tidak terjerat investasi bodong atau
melakukannya dengan ragu-ragu.
Pakar Ekonomi UM Surabaya Arin Setyowati
membagikan sejumlah tips untuk pemula agar tidak ragu dan tidak tertipu saat memulai
investasi.
Arin menyebut, hal pertama yang
harus dilakukan adalah mempelajari mendalam tentang investasi. Sebelum terjun ke dunia investasi, seseorang perlu
intens dalam mempelajari seluk beluk investasi dan segala rupa turunannya.
“Hal ini sebagai upaya
meningkatkan literasi keuangan dan investasi sehingga meminimalisir risiko penipuan.
Dalam dunia investasi
ada banyak istilah-istilah asing yang perlu dieksplorasi mendalam,”kata Arin
Senin (26/12/22)
Kedua, tentukan tujuan
dan jangka waktu investasi secara spesifik. Hal krusial bagi investor pemula adalah menentukan
jangka waktu berinvestasi. Karena hal tersebut berpengaruh terhadap nominal
investasi dan jenis instrumen yang dipilih untuk mencapai dana yang dibutuhkan.
“Semakin pendek jangka waktu
berinvestasi, maka nominal yang harus dialokasikan juga biasanya relatif lebih
besar, pilihan instrumen juga akan jatuh pada yang lebih aman, stabil atau
volatilitas rendah,”imbuhnya lagi.
Ketiga, tentukan jenis investasi
terbaik. Ada beragam jenis investasi yang ada di
pasar saham. Diantaranya; saham, obligasi, deposito, dan lainnya. Setiap
jenisnya memiliki kelebihan dan keuntungannya masing-masing, dan tentunya
dengan risiko yang juga berbeda. Urutan dari jenis yang risikonya dan
imbalannya tertinggi adalah saham, reksa dana, obligasi, dan terakhir
deposito.
Menurut Arin, instrument investasi yang aman
merupakan investasi yang telah diawasi oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai badan pengawas kegiatan yang bersinggungan
dengan dunia finansial di Indonesia.
Keempat, diversifikasi
instrumen investasi. Bagi investor pemula, memilih satu instrument saja sudah
harus banyak belajar, bagaimana jika banyak instrument investasi yang harus
diambil untuk diversifikasi. Maka, jawabannya tidak harus bersamaan, semua bisa
dijalankan secara bertahap.
Tahapan
diversifikasi ini dilakukan dalam upaya untuk untuk meminimalisir risiko yang
mungkin terjadi di masa depan. Ketika salah satu sektor melemah, setidaknya
sektor yang lain menguat. Jadi, seseorang tidak kehilangan banyak uang.
Terakhir, menjalankan investasi
secara disiplin. Selama menjalankan proses
investasi, maka hal-hal yang perlu dijalankan secara disiplin oleh investor
pemula adalah konsisten menyisihkan dana, tentunya dengan persentase alokasi
dana yang membuat investor pemula nyaman dan menyenangkan. Lazimnya, alokasi
dana investasi dialokasikan sebesar 10% hingga 30% dari pendapatan.
“Artinya perlu
didukung juga dengan strategi yang jitu supaya modal yang dimiliki optimal.
Selanjutnya ditunjang dengan evaluasi kinerja investasi secara berkala,”pungkas
Arin.