Hati merupakan
salah satu organ tubuh manusia yang mempunyai fungsi penting bagi kesehatan
tubuh, mulai dari menghancurkan racun di dalam saraf, menghasilkan protein hingga
membantu proses pencernaan.
Dalam
perspektif Islam hati merupakan hal pokok dari segala perilaku manusia, jika
hatinya baik maka perilakunya akan baik, akan tetapi apabila hatinya buruk maka
akan berakibat buruk terhadap perilaku manusia.
Thoat Stiawan Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya menjelaskan,
hati yang buruk disebut dengan hati berpenyakit.
Penyakit hati sering diidentikkan dengan
beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela (al-akhlaq al-mazmumah). Penyakit hati yang pertama diantaranya adalah sikap sombong (Takabur).
“Perasaan sombong adalah saat seseorang
memiliki kebanggaan berlebih pada kemampuan diri sendiri. Ia memandang dirinya tinggi dan enggan mengakui bahwa ada orang lain yang
lebih baik,”jelas Thoat Jumat (15/7/22)
Allah SWT sangat
membenci sifat ini karena merupakan penyebab kafirnya iblis. Dalam QS. Al-Isra
ayat 37 kita diminta untuk menjauhi sifat sombong. "Dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya
kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan
sampai setinggi gunung," (QS. Al-Isra:37).
Kedua adalah mengagumi diri sendiri (ujub), sifat sombong ada
karakter ujub yang merujuk pada kecendrungan mengagumi diri
sendiri. Kebiasaan inilah
yang menjadi akar rasa sombong di dalam hati seseorang.
Rasulullah pernah
bersabda; “Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir,
(2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub
(takjub pada diri sendiri),” (HR. Abdur Razaq).
Ketiga iri dengki (Hasad), menurut Thoat tanda utama
penyakit ini adalah tidak senang saat melihat orang lain bahagia, sukses, atau mendapat rezeki lebih. Kondisi paling parah adalah ketika
kamu berdoa agar kebahagiaan orang lain berpindah padamu. Perlu pahami, iri
dengki adalah salah satu penyakit yang bisa menggugurkan pahala.
Ini senada dengan
ucapan Rasulullah dalam hadis riwayat Abu Dawud “Waspadalah terhadap hasad,
sesungguhnya hasad mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu,” (HR.
Abu Dawud).
Keempat suka pamer (riya), sifat ini muncul saat melakukan hal yang baik. Hati-hati, perilaku seperti ini bisa menghilangkan pahala dari amalan kebaikan .Pasalnya, kebiasaan pamer atau riya termasuk
penyakit hati dalam Islam yang tidak Allah Swt sukai.
Terakhir kikir (bakhil). Dasar utama dari perilaku ini adalah perasaan bahwa apa yang kamu miliki
masih kurang. Akibatnya, kamu tidak mau membagi rezeki kepada orang lain yang
lebih membutuhkan. Padahal harta yang dimiliki sudah lebih dari cukup untuk hidup dengan
nyaman.
Di dalam Al-Qur’an surah Al-Imran ayat 180, dijelaskan bahwa
mereka yang kikir di hari kiamat kelak harus membawa hartanya dengan
mengalungkannya.
“Menurut Imam Ibnu Qoyim, ada cara mengatasi penyakit hati yaitu: pertama, membaca Al-Qur’an dan tadabbur (merenungkannya). Kedua, rajin mengosongkan perut (shaum). Ketiga, mendirikan shalat malam (tahajud). Keempat, merendahkan diri di hadapan Allah (dengan do’a dan dzikir). Kelima, bermajelis (bergaul) dengan orang-orang sholeh atau mengikuti kajian-kajian ke Islaman,”tegasnya.