Oleh : Wahyuni Suryaningtyas
Pandemi Covid-19 menjadi krisis besar secara global dan serentak di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penanganan Covid-19 merupakan tantangan besar bagi Indonesia untuk semua aspek bidang. Aspek yang paling esensial adalah pendidikan. Mendikbud memutuskan kebijakan Study From Home (SFH) atau belajar secara Online sebagai aplikasi dari physical distancing untuk meminimalisir persebaran Covid-19.
Dosen sebagai ujung tombak pendidikan pada level Perguruan Tinggi dituntut untuk menguasai teknologi sebagai konsekwensi kebijakan pembelajaran dalam jaringan (daring). Transformasi pembelajaran dari dominasi tatap muka beralih dengan pembelajaran daring berdampak adanya akselerasi pendidikan berbasis teknologi digital. Dosen sebagai fasilitator dituntut untuk menguasai kompetensi literasi digital. Tantangan pembelajaran daring memicu akselerasi transformasi menjadi Dosen 4.0 MiMiCov-19, yaitu dosen era revolusi industri 4.0 di tengah pandemik COVID-19 (in the Middle of PandeMic Covid-19). Dosen 4.0 MiMiCov-19 harus 1) Melek Teknologi yaitu menguasai literasi digital; 2) Kreatif dan Inovatif dalam menyusun bahan dan menggunakan variasi media pembelajaran daring; dan 3) Kolaborasi yaitu mampu berkolaborasi dengan bidang lain yang mendukung pembelajaran daring.
Pembelajaran daring memiliki banyak kendala pada aplikasinya, yang pada umumnya terjadi adalah 1) Dosen hanya sekedar mengirim materi setelah itu memberi terlalu banyak soal sebagai bahan evaluasi untuk pemahaman mahasiswa. Sehingga, banyak stigma yang menyebutkan “Tugas Online” bukan “Kuliah Online”. 2) Sejumlah mahasiswa mengeluh beratnya penugasan dari dosen yang harus dikerjakan dengan tenggat yang sempit, di sisi lain masih banyak tugas dari dosen dengan mata kuliah lainnya. 3) Mahasiswa kesulitan memahami materi karena hanya belajar mandiri tanpa diskusi yang diberikan oleh dosen; dan 4) keterbatasan kuota internet yang dimiliki oleh mahasiswa.
Tips cerdas Dosen 4.0 MiMiCov-19 untuk mengatasi segudang aplikasi permasalahan pembelajaran daring. Namun, tips berlaku untuk beberapa instansi yang memiliki sistem e-learning. Salah satu instansi yang memiliki sistem e-learning adalah Universitas Muhammadiyah Surabaya. Tips yang diberikan adalah 1) siapkan bahan perkuliahan yang menarik mulai dari tampilan power point sampai dengan contain materi. Siapkan secara detail, materi yang padat dan yang sekiranya mudah untuk dipahami oleh mahasiswa. 2) Rekam pembelajaran dengan menggunakan aplikasi screen record video untuk merekam layar laptop ketika mempresentasikan materi pada power point. Hal ini akan terasa bagi mahasiswa bahwa Anda real mengajar di kelas perkuliahan. Gunakan media yang mendukung pembelajaran real daring Anda seperti “drawing tablet pen”. 3) Usahakan sebelum memulai perkuliahan online baik mi sal menggunakan Zoom mahasiswa harus mengakses link YouTube penjelasan materi yang diberikan. Hal ini akan menghemat kuota internet mahasiswa serta menghemat waktu perkuliahan online. 4) Gunakan aplikasi kuliah online (Zoom, Google Class Room, Skype, Whatsapp, dll) bergantian, agar mahasiswa tidak merasa bosan serta agar dosen lebih melek literasi digital. 4) Simpan hasil rekaman Anda via YouTube, sehingga siswa dapat dengan mudah mengaksesnya setiap saat. 4) Tambahkan aktivitas pada sistem e-learning Anda seperti daftar hadir Online, upload file materi perkuliahan online, upload link YouTube perkuliahan online dan upload tugas online disertai dengan tenggat waktu pengerjaan serta pengumpulan tugas secara online.
Dosen 4.0 MiMiCov-19 harus mampu menghadapi dan mengelola pembelajaran daring di tengah pandemik COVID-19. Salam kreatif dan inovatif bagi semua dosen di Indonesia.