Banyak anak usia di bawah
tiga tahun memiliki kebiasaan ngedot atau mengisap susu lewat botol isap. Lantas
apakah benar mengedot bisa sebabkan gigi anak tonggos ketika tumbuh besar?
Dosen Fakultas Kedokteran
Gigi (FKG) UM Surabaya R. Sabda Alam menyebut mengedot dapat memengaruhi
pertumbuhan gigi anak dan berisiko menyebabkan gigi anak menjadi tonggos. Menurut
penjelasannya, saat anak mengedot, otot-otot dalam mulut menekan pipi ke dalam
dan lidah ke atas untuk menghisap susu dari botol sehingga tekanan vakum yang
dihasilkan oleh gerakan mengedot dapat menyebabkan gigi depan bagian atas dan
bawah bergerak ke arah depan yang mempengaruhi tulang rahang bagian atas anak
semakin maju ke depan dan mengubah bentuk langit-langit mulut anak.
“Jika anak terus-menerus
mengedot, langit-langit mulutnya dapat menjadi lebih sempit, ditambah lagi
dengan tekanan pipi ke dalam akan mempengaruhi tulang rahang dan posisi
gigi-gigi semakin menyempit dan menyebabkan gigi menjadi tonggos,”ujar Sabda
Sabtu (6/5/23)
Sabda mengatakan, peranan
orang tua sangat penting untuk mengubah kebiasaan mengedot pada anak. Sesuai
dengan wawasan anak yang masih minim, pada saat yang sama para orang tua dapat
membantu dengan memberikan benda lain (menggantikan) yang dapat dipegang oleh
anak yang dapat melatih keinginan anak untuk tidak mengedot.
“Jika anak sudah
terlanjur mengedot, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter gigi untuk
mengetahui tindakan yang tepat,”imbuhnya lagi.
Lebih lanjut lagi, ia
menegaskan pada anak yang terbiasa dengan penggunaan dot yang terlalu lama juga
dapat menyebabkan masalah gigi lainnya seperti gigi berlubang dan infeksi pada
gusi. Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi penggunaan dot pada anak dan bila
memungkinkan segera menghentikan kebiasaan mengedot saat gigi anak mulai
tumbuh.
Menurutnya juga, kebiasaan
mengedot dapat memberikan tekanan pada gigi dan gusi, yang dapat mengubah
posisi gigi dan menyebabkan masalah pada susunan gigi yang tidak rata seperti
gigi berdesakan atau tidak sejajar.
“Tekanan yang
terus-menerus pada rahang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan rahang dan tulang
wajah anak. Oleh karena itu, disarankan agar anak segera berhenti mengedot
puting susu setelah mencapai usia 1 tahun, untuk mencegah risiko gigi tonggos di
kemudian hari,”imbuhnya.
Sabda yang juga Dekan FKG
UM Surabaya menegaskan, kebiasaan mengedot juga dapat meningkatkan risiko
infeksi telinga dan mengganggu perkembangan bicara anak. Ketika anak
terus-menerus mengedot, ia cenderung untuk menarik napas melalui mulut yang
dapat menyebabkan perubahan pada bentuk rahang dan mengganggu pertumbuhan gigi
dan tulang wajah.
“Penting juga untuk memperhatikan
pola makan dan minum anak. Konsumsi makanan dan minuman yang terlalu banyak
gula atau asam dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan menyebabkan gigi
berlubang atau bahkan kerusakan pada email gigi. Sebaiknya, berikan makanan dan
minuman yang sehat dan seimbang, seperti buah-buahan, sayuran, susu, dan air
putih,”katanya.
Ia menghimbau agar para
orang tua mengajarkan anak untuk menggosok gigi secara benar dan teratur sejak
usia dini. Anak-anak sebaiknya mulai menggosok gigi setidaknya dua kali sehari
dengan pasta gigi yang mengandung fluoride.
Bagi para orang tua, jika
anak mengalami masalah gigi atau mulut, seperti gigi tonggos atau gigi
berlubang, jangan ragu untuk menghubungi dokter gigi untuk mendapatkan
perawatan yang tepat. Perawatan yang tepat dan tepat waktu dapat membantu
mencegah masalah gigi dan mulut yang lebih serius dan membantu menjaga
kesehatan gigi dan mulut anak.
“Membiasakan mencegah
masalah gigi sebelum menjadi semakin kompleks adalah bagian dari perilaku sehat
yang dianjurkan oleh semua dokter gigi,”tukas Sabda.