Dokter Muda FK UM Surabaya
bersama LazisMu Lamongan dan Psikiater RS Muhammadiyah Lamongan turut andil
dalam mengisi kegiatan Posyandu Jiwa bersama Puskesmas Laren, yang dilaksanakan
di Balai Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, pada Jumat (19/5/23)
Posyandu yang aktif sejak Oktober
2016 ini dilaksanakan sebagai sarana para penyintas Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) dalam pemulihan, pencegahan dan pengurangan risiko yang lebih tinggi
yang terpantau secara rutin.
Melalui pemantauan progres
kemampuan dalam keseharian, sosialisasi bermasyarakat dan kesehatan para
penyintas ODGJ diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraannya dalam menjalani
kehidupan sehingga tidak bergantung dengan orang lain.
Pada kegiatan Posyandu Jiwa ini, pelayanan
dibagi menjadi 3 meja, yaitu: pertama, pendaftaran, pengukuran tinggi dan berat
badan, kedua pemeriksaan tekanan darah
oleh dokter muda, ketiga wawancara oleh dokter muda mengenai keluhan, masalah,
serta menggali perasaan dan pikiran yang dihadapi peserta serta pemberian resep
dan pengobatan.
Sementara itu, Era Catur Prasetya
yang merupakan Dosen FK UM Surabaya mengatakan bermain dapat mengasah
kepercayaan diri peserta untuk berani maju ke depan dengan cara menampilkan
bakat serta sharing pengalaman peserta dalam mengisi waktu luangnya guna mengembangkan
keterampilan dan juga kemampuan sosial mereka di masyarakat.
“Permainan interaktif, keterampilan,
aktivitas kompleks membantu ODGJ untuk mendapatkan remediasi kognitif yang
dapat meningkatkan kemampuan neurokognitif seperti perhatian, memori kerja,
fleksibilitas dan perencanaan kognitif, serta fungsi eksekutif yang mengarah
pada peningkatan fungsi psikososial aktivitas sehari hari,”ujar Era Catur.
Menurutnya, permainan yang
diberikan kepada para peserta posyandu jiwa digunakan sebagai sarana terapi
bermain yang diharapkan para peserta dapat mengekspresikan diri dan membantu
koordinasi tubuh sehingga dapat terkoordinasi
dengan lebih baik dengan latihan-latihan gerak.
Permainan yang diberikan
diantaranya berupa permainan menunjukan beberapa anggota tubuh seperti hidung,
mata, kaki, dagu secara tepat serta koordinasi gerakan seperti memberikan
tepukan tangan sesuai dengan jumlah arahan yang ditentukan. Game yang terakhir dilakukan berupa menyanyi
sambil menari dan bertepuk tangan sembari lagu berbunyi, kemudian apabila lagu
berbunyi para peserta posyandu mencari tempat duduk sesegera mungkin di tempat
duduk yang terbatas.
“Diharapkan dari game tersebut
dapat membantu koordinasi gerak serta kemampuan mengontrol diri para peserta.
Mereka tampak bahagia dengan adanya permainan ini dan berlomba-lomba
mendapatkan hadiah,”imbuhnya lagi.
Catur yang merupakan dokter
kejiwaan FK UM Surabaya menghimbau, agar pendamping ODGJ di rumah dapat
melakukan aktifitas untuk pemulihan mereka melalui kegiatan ringan. Kegiatan
yang mendukung pemulihan ODGJ mulai dari mendampingi minum obat dan
pengobatannya karena kekambuhan tertinggi disebabkan putus obat, mendukung agar
ODGJ untuk melakukan aktivitas dasar secara mandiri seperti makan, mandi,
ibadah dan mendukung untuk memberi ruang sesuai kemampuan ODGJ dalam interaksi
sosial dan pekerjaan seperti memberi kesempatan bekerja 3 jam/ hari, melakukan
hobinya tanpa menstigma gangguan yang dialaminya.
Sementara itu, Pemerintah desa
Bulubangsri berharap keberadaan Posyandu Jiwa seperti ini dapat mengurangi
stigma buruk diantara masyarakat terhadap ODGJ yang selalu bersikap maniak,
tertawa sendiri, marah-marah, sering mengganggu masyarakat atau bahkan
melecehkan masyarakat.
“Kami juga berharap masyarakat
dapat menjadi support system yang baik bagi ODGJ yang berada disini, ODGJ di
desa Bulubangsri juga sering melakukan kegiatan yang mereka sukai seperti
bertani, menggembala kambing pada sore hari, bernyanyi, dan melakukan aktifitas
normal lainnya,”tutur Kepala Desa Bulubrangsi.
Selanjutnya, Dokter muda Lens Hanis
dalam kegiatan ini mengatakan, support system yang baik dapat dilakukan dari
hal-hal kecil, contohnya seperti mengingatkan ODGJ agar taat mengkonsumsi obat.
“Tujuannya adalah untuk
mengurangi gejala yang akan timbul pada penderita ODGJ dan mempertahankan
kondisi jiwa melalui indikator aktivitas, sehingga tidak merasa terganggu pada
saat melakukan kegiatan keseharian mereka, dan memperbaiki kualitas hidup para
penderita,”pungkasnya.
Terakhir, acara ditutup dengan
pemberian sembako oleh LazisMu Lamongan kepada para penyintas ODGJ.